Puncta 13 Januari 2025
Senin Biasa I
Markus 1: 14-20
SEORANG Prodiakon bernama Ignatius Redes. Dia hanyalah orang biasa, petani di Kampung Betenung, Nanga Tayap, Ketapang. Dia harus menanggung hidup dua anak dan isetri. Tetapi dia merasa sangat bersyukur, karena dikasihi oleh Tuhan.
Suatu kali dia syering di tengah umat. “Dekat dengan Gereja membuat hidup saya tenang, tentram dan damai. Walau hidup saya miskin. Tetapi saya merasa dikasihi Tuhan,” katanya.
“Karena saya sudah dicintai Tuhan, maka saya sebisa mungkin membalas cinta-Nya. Dengan menjadi prodiakon saya punya kesempatan mencintai Tuhan tanpa pamrih. Saya sering diajak romo turne ke stasi-stasi, melayani Tuhan lewat orang lain dengan ikhlas. Tuhan sudah memberi rezeki dengan cara-Nya,” sharing Pak Redes.
Saya mengagumi orang-orang yang tulus, sederhana, ikhlas dan selalu bersyukur karena dikasihi Tuhan. Hidupnya dipakai untuk menanggapi kasih Tuhan.
Ada yang jadi prodiakon, ketua umat, pengurus lingkungan. Saya jadi teringat janda miskin yang mempersembahkan seluruh nafkahnya di rumah Tuhan.
Kebahagiaan mereka bukan karena mendapat imbalan. Sering mereka malah harus berkorban. Kebahagiaan mereka adalah bisa melayani orang lain, umat di pelosok jauh dari pusat paroki. Kebahagiaan itu tak bisa digantikan dengan uang atau materi. Mereka siap diutus kemana saja.
Kali ini, Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama. Andreas dan Simon dipanggil, “Mari ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Mereka berdua segera meninggalkan jalanya.
Demikian juga Yohanes dan Yakobus, anak-anak Zabedeus, mereka segera meninggalkan perahu dan orang-orang upahannya, lalu mengikuti Yesus.
Tidak pakai alasan macam-macam, mereka tinggalkan semuanya dan mengikuti Yesus.
Kebanyakan dari kita sering menghindar bahkan menolak jika dipanggil untuk melayani. Mungkin kita tidak punya pengalaman dikasihi Allah sehingga kita juga tidak berani mengasihi-Nya lewat sesama.
Jika Tuhan memanggil, tak ada alasan apapun untuk menolak. Dia sudah memperhitungkan segalanya bagi kita.
Sekarang sudah musin durian,
Ada buah jatuh di depan gereja.
Kita semua dipanggil Tuhan,
Untuk menjadi penjala manusia.
Wonogiri, siap diutus melayani….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr