- Bacaan 1: Sir. 1:1-10
- Injil: Mrk. 9:14-29
Tak jarang kita jumpai orang-orang yang mengaku mengimani Tuhan Yesus, namun ketika ada anggota keluarga, saudaranya sakit atau kerasukan roh jahat maka minta pertolongan kepada “orang pintar”. Tidak datang pada romo atau gereja katolik untuk dilakukan exorcism.
Fenomena seperti menunjukkan adanya keraguan dalam iman bahkan mungkin tidak paham siapa yang ia imani. Dalam bacaan injil hari ini, kita menjumpai situasi tersebut:
- Para murid, terlalu “pede” (percaya diri) sehingga malah mengandalkan kekuatan sendiri. Mereka lupa bahwa kuasa mengusir setan diberikan oleh Gurunya, yaitu Tuhan Yesus. Sehingga ketika melakukan pengusiran setan, lupa berdoa.
- Orang tua yang anaknya kerasukan setan. Saat datang kepada-Nya, orang itu sempat meragukan kuasa Ilahi-Nya.
“…Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.”
Maka langsung ditegur oleh Tuhan Yesus:
“Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”
Teguran ini seolah menyadarkan orang itu lalu berkata, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”
Kedua situasi ini sangat umum terjadi dalam umat beriman. Situasi pertama biasa terjadi saat pelayanan. Terjerumus dalam kehormatan pribadi dan lupa sedang mewartakan Tuhan Yesus. Sedangkan situasi kedua terjadi saat terpuruk, misal saat terjadinya Covid-19. Banyak orang bukannya datang memohon pertolongan-Nya tetapi justru mengutuki Tuhan dengan mengatakan,
“Tuhan dimanakah Engkau… mengapa Engkau tega…” dan sebagainya.
Kitab Sirakh hari ini mengajarkan tentang Kebijaksaan. Bahwa Kebijaksanaan itu:
- Berasal dari Allah
- Merupakan sifat Ilahi, yang harus dihormati serta dicari oleh umat-Nya.
- Sumber kehidupan
- Anugerah, merupakan karunia Allah
Pesan hari ini
Sebagai orang katolik, tidak cukup hanya tertulis dalam KTP. Penting untuk terus membina relasi dengan Tuhan melalui doa dan belajar memahami iman, agar tidak ragu akan kuasa Ilahi Tuhan Yesus.
Yesus adalah Allah Putera.
Semua kebijaksanaan yang kita miliki datangnya dari Tuhan. Bukan karena usaha sendiri dan tidak bisa dibeli.
“Hambatan terbesar bagi kesuksesanmu adalah keraguanmu sendiri.”