Rekonsiliasi Sains dan Filsafat: Integrasi, Bukan Subordinasi (2)

0
5 views
Ilustrasi: Integrasi. (Ist)

APA yang perlu kita tawarkan bukanlah subordinasi keahlian teknis kepada refleksi filosofis atau sebaliknya. Melainkan integrasi yang saling menguatkan antara keduanya. Ini bukan tentang mengerdilkan sains demi filsafat, atau mengorbankan ketepatan metodologis demi kontemplasi nilai.

Thomas Kuhn, dalam karyanya yang berpengaruh The Structure of Scientific Revolutions menunjukkan bahwa kemajuan ilmiah tidak sepenuhnya linear, tetapi melibatkan pergeseran paradigma yang signifikan [5]. Pemahaman ini mengingatkan kita bahwa bahkan dalam sains “keras” pun, ada dimensi sosial dan filosofis yang melekat dalam praktik ilmiah.

Integrasi sejati berarti

  1. Mempertahankan standar metodologis yang tinggi dalam pengembangan pengetahuan empiris, sambil mengakui bahwa pemilihan pertanyaan penelitian dan interpretasi temuan selalu melibatkan pertimbangan nilai.
  2. Menghormati otoritas domain-spesifik dari berbagai disiplin, sambil menciptakan ruang dialog transdisipliner di mana wawasan dari beragam perspektif dapat berinteraksi untuk memahami fenomena kompleks secara lebih utuh.
  3. Mengembangkan literasi ganda yang memungkinkan para ahli teknis untuk memahami dimensi filosofis dari bidang mereka, dan para filsuf untuk mengapresiasi nuansa teknis dari isu yang mereka refleksikan.
  4. Menjaga proses pengembangan teknologi yang reflektif, di mana pertanyaan “bagaimana” (teknis) dan “mengapa” (filosofis) dikembangkan secara iteratif —saling memengaruhi dan memperkaya dalam siklus pengembangan yang berkelanjutan—bukan hanya berurutan yang kaku di mana pertimbangan etis hanya muncul setelah teknologi dikembangkan.
  5. Mengakui bahwa kompleksitas tertentu memerlukan simplifikasi metodologis, sambil tetap waspada terhadap risiko reduksionisme yang berlebihan (penyederhanaan yang mengabaikan aspek-aspek penting dari realitas yang kompleks).

Model Kolaborasi Praktis

Bagaimana integrasi ini terlihat dalam praktik? Beberapa model yang telah menunjukkan hasil menjanjikan:

1. Embedded Ethics dalam pengembangan teknologi
Harvard University mengembangkan program di mana ahli etika berkolaborasi langsung dengan mahasiswa ilmu komputer dalam kursus teknis. Alih-alih menawarkan kursus etika terpisah, pendekatan ini mengintegrasikan pertimbangan etis ke dalam proses desain dan pengembangan teknologi itu sendiri. Para mahasiswa tidak hanya belajar “bagaimana membangun” tetapi juga “bagaimana membangun dengan bertanggungjawab.”

Ini memastikan keahlian teknis tetap menjadi fokus utama; sambil memperkaya keahlian tersebut dengan dimensi reflektif yang mempertajam -bukan mengerdilkan- kompetensi profesional mereka. Pendekatan ini sejalan dengan metodologi design thinking yang dikembangkan oleh Tim Brown, yang menekankan proses iteratif yang menggabungkan pemahaman kebutuhan manusia, pengembangan teknis, dan pertimbangan nilai [1].

2. Team Science dan kolaborasi lintas disiplin
Institut Penelitian Cancer Moonshot di Amerika Serikat mengadopsi pendekatan “team science” (sains kolaboratif tim) di mana ahli biologi molekuler, dokter onkologi, ahli biostatistik, ilmuwan sosial, dan bahkan pasien kanker bekerja bersama dalam tim terpadu. Keahlian teknis masing-masing tetap menjadi kontribusi inti mereka, tetapi interaksi konstan dengan perspektif berbeda memungkinkan inovasi yang tidak mungkin terjadi dalam pendekatan silo tradisional.

3. Responsible Research and Innovation (RRI)
Kerangka RRI (Penelitian dan Inovasi Bertanggungjawab) yang dikembangkan oleh Uni Eropa menekankan proses penelitian dan inovasi yang anticipatory (mengantisipasi dampak), reflective (merefleksikan asumsi dan nilai), inclusive (melibatkan berbagai pemangku kepentingan), dan responsive (merespons pembelajaran yang muncul). Pendekatan ini tidak mengurangi pentingnya keunggulan teknis, tetapi mengintegrasikannya ke dalam proses yang lebih komprehensif. (Berlanjut)

Baca juga: Rekonsiliasi Sains dan filsafat, sebuah keseimbangan yang kritis (1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here