
BIDANG Pewartaan Gereja Katolik Santa Maria Regina Paroki Bintaro Jaya mengadakan gathering dan rekoleksi di Wisma Tugu (SVD) Cisarua, Bogor 22-23 Februari 2025. Kegiatan ini diikuti oleh tiga puluh tiga peserta yang terdiri dari Sie Katekese, Sie SKKS (Sie Kerasulan Kitab Suci), dan KomSos.
Ketiga seksi ini berada di bawah naungan Bidang Pewartaan (kerigma).
Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah: “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Roma 12:11).

Perjalanan menuju keheningan
Sejak pagi buta pada hari Sabtu, para peserta telah berkumpul di depan aula gereja, bersiap untuk berangkat. Udara dingin pagi hari tak menyurutkan semangat para katekis Paroki Bintaro Jaya. Untuk sejenak menarik diri dari kesibukan dan mencari keheningan di luar kota.
Setibanya di lokasi, peserta disambut oleh suasana alam yang teduh dan menenangkan. Gemericik air sungai yang mengalir di antara bebatuan, kicauan burung yang merdu, serta semilir angin pegunungan semakin memperkuat atmosfer damai untuk rekoleksi ini.
Tujuan dan harapan rekoleksi
Koordinator Bidang Pewartaan Agustinus Himawan mengatakan, kegiatan ini bertujuan mengobarkan kembali semangat para katekis.
“Katekis Gereja SanMaRe telah setia menyediakan waktu dan tenaga dalam pelayanan pewartaan di paroki. Kini, saatnya kita menyatukan hati, pikiran, dan perbuatan iman yang benar dalam tugas pewartaan agar semangat kita tetap menyala,” ungkapnya.
Ia juga berharap rekoleksi akan semakin memperkokoh ketangguhan para katekis dalam pelayanan mereka. “Semoga para katekis semakin tangguh, memiliki motivasi kuat dalam memperdalam kehidupan spiritual, serta tetap menjaga semangat dalam pelayanan,” tandas Himawan.

Kebersamaan dan refleksi
Sebelum memulai sesi utama, peserta menikmati kesempatan untuk berjalan-jalan di sekitar Wisma Tugu. Cafe Gardu Pandang dan air terjun di sekitar lokasi menjadi tempat favorit untuk menikmati panorama alam sembari ditemani wedang jahe atau coklat panas.
Sebagai bagian dari kegiatan team building, peserta mengikuti permainan yang menguji kerja sama tim. Tantangan memindahkan kelereng dari satu kaleng ke kaleng lainnya menggunakan benang menjadi ajang seru yang penuh tawa dan kebersamaan.
Filosofi permainan ini mengajarkan bahwa satu kelereng tak berarti banyak jika sendirian, tetapi ketika dikelola dalam koordinasi yang baik, segalanya menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Malam ditutup dengan Adorasi di Kapel Wisma Tugu yang dipimpin oleh Romo Cornelius Maro SVD. Hujan yang turun deras menambah kekhidmatan doa, di mana para peserta memanjatkan syukur atas penyertaan Tuhan dan memohon rahmat untuk perjalanan pelayanan mereka ke depan.
Hari kedua: Penguatan spiritualitas dan misi
Hari kedua diisi dengan sesi refleksi dan penguatan spiritual yang dipimpin oleh Romo Maro dan Romo Bernardus Hardijantan Pr.
Romo Maro mengenalkan konsep “virus” dalam pelayanan yang dapat menghambat pewartaan. Salah satu contohnya adalah “Virus Yunus” yang terinspirasi dari Yunus 1:3 di mana Yunus melarikan diri dari panggilan Tuhan.
Untuk melawannya, kita perlu “vaksin” berupa ayat-ayat dari 1 Korintus 3:6,9; 2 Korintus 11:23-28; 2 Timotius 2:10, dan lainnya. Semuanya ingin mengingatkan bahwa pelayanan yang setia akan mendatangkan berkat (Markus 10:28-31, Lukas 4:38, Markus 5:22, Lukas 7:4).

Sesi kedua dibawakan oleh Romo Bernardus Hardijantan Pr. Topik bahasannya berfokus pada The Agents of Change. Ia menyoroti bahaya konkretisme, kekuasaan, dan kesombongan dalam pelayanan, serta mengajak para katekis untuk menjadi agen perubahan dengan semangat rendah hati.
Sebagai penutup, seluruh peserta mengikuti Perayaan Ekaristi Syukur sebagai ungkapan terimakasih atas penyertaan Tuhan selama gathering dan rekoleksi ini. Ekaristi juga menjadi momen memohon berkat bagi pelayanan mereka di masa mendatang.
Kenangan dan oleh-oleh
Tak lupa, sebelum pulang, peserta menyempatkan diri beli oleh-oleh hasil kebun Wisma Tugu seperti sayur mayur, pisang, dan umbi-umbian sebagai tanda kasih bagi keluarga di rumah. Dengan hati yang penuh sukacita, mereka kembali ke paroki dengan semangat baru untuk terus berkarya dalam pewartaan.
Kegiatan gathering dan rekoleksi ini menjadi pengingat bagi setiap peserta bahwa pelayanan bukan hanya tugas, tetapi panggilan yang harus dijalani dengan semangat dan sukacita.
Semoga api pewartaan senantiasa menyala dalam hati setiap katekis.