Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Kisah “Orang kaya dan Lazarus yang Miskin” sungguh menarik hati. Pesan utama dari kisah ini adalah bahwa hidup kita di dunia itu ada lanjutannya. Ada hidup di kelak kemudian hari. Singkatnya, apa yang kita taburkan di dunia akan dituai nantinya. Jika kita banyak menebar kebaikan sudah barang tentu (nantinya) akan menuai kebaikan yang sama. Sebaliknya jika hidup kita jauh dari perbuatan kebaikan, kita pun takkan berhak mendapatkannya.
Sahabat terksih,
Lazarus yang miskin itu menikmati kemuliaan surga sedang orang kaya harus mengalami siksa di neraka. Yang harus dicatat, Yesus tidak sedang berbicara tentang kekayaan versus kemiskinan tetapi tentang sikap hati. Orang kaya ini masuk neraka bukan karena dia kaya. Pasalnya, ia menjadikan kekayaannya sebagai tujuan hidup sehingga tamak, serakah dan egois.
Alkitab mencatat bahwa ketamakan adalah akar segala kejahatan. Padahal kekayaan atau berkat itu berasal dari Tuhan. Bukan semata-mata untuk kepentingan diri tetapi harus disalurkan kepada sesama. Terutama yang miskin dan menderita. Karena sikap hati yang egois dan tak peduli kepada sesama itulah si kaya mengalami derita di neraka.
Sahabat terkasih,
semoga pelita sabda hari ini meneguhkan kita agar tak berlambat dalam menebar berkat. Meninggalkan sikap egois dan mengembangkan sikap peduli terhadap sesama. Masa prapaskah adalah saat yang indah untuk berubah. Mengubah hati yang hanya memikirkan diri menjadi peduli. Dari egois menjadi lebih humanis. Jangan sampai kita menyesal di kelak kemudian seperti yang dialami oleh orang kaya ini. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Pergi berlibur ke pulau Bali,
pulau Dewata tempat bermanja wisata.
Tuhan mampukan kami untuk selalu peduli,
terutama kepada yang lemah dan menderita.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yeremia 17:5-10
Lukas 16:19-31
“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.” (Luk.16:19-31)