Sempurna

0
34 views
Sempurna
  • Bacaan 1: Ul. 26:16-19
  • Injil: Mat. 5:43-48

Manusia diciptakan sempurna, karena secitra, serupa dan kudus seperti Allah. Dalam lima hari kisah penciptan, semua ciptaan-Nya hanya diberikan status “baik” saja. Namun saat manusia diciptakan pada hari keenam, mendapatkan status “sungguh amat baik”.

“Sempurna” merujuk pada kondisi atau keadaan di mana sesuatu atau seseorang tidak memiliki kekurangan, cacat, atau kesalahan, dan memenuhi standar atau harapan yang sangat tinggi.

Tetapi manusia tetap punya kelemahan. Terbukti masih bisa tergoda si Ular Tua dan jatuh dalam dosa saat ingin mengejar kesempurnaan.

Disaat apa yang dilakukan sudah dirasa sangat baik, ternyata tetap saja ada kekurangannya.

Tuhan Yesus dalam bacaan hari ini mengajarkan apa itu kesempurnaan. Memahami kesempurnaan dengan cara menerima ketidaksempurnaan itu sendiri. Belajar menghargai pihak lain yang (dianggap) tidak sempurna.

“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.”

Demikian sabda-Nya.

Dalam pengajaran kepada bangsanya Israel agar menjadi sempurna di hadapan Allah, Nabi Musa mengajarkan tentang ketaatan, kesetiaan dan cara merespon berkat yang diberikan Allah. Hidup sesuai dengan “Hukum dan Perintah Allah”.

“Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.”

Maka Bangsa Israel akan menerima janji:

  • Menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya
  • Diangkat di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya,
  • Menjadi bangsa terpuji, ternama dan terhormat.
  • Menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allah

Pesan hari ini

Perikop-perikop hari ini mengajarkan pentingnya hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Tidak hanya secara tindakan namun juga dalam hati.

Orang beriman dipanggil untuk meneladan kasih Allah yang sempurna dan tanpa syarat.

“Kesempurnaan sejati manusia tidak terletak pada apa yang dimiliki manusia, tetapi pada apa adanya manusia.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here