Meningkatnya populasi lansia dan implikasinya
JUMLAH lansia di dunia terus meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 jumlah lansia di Indonesia mencapai 22,6 juta jiwa atau 11,75% dari total populasi. Angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 20,31% pada tahun 2045.
Artinya, dalam dua dekade mendatang, satu dari lima penduduk Indonesia akan berusia lanjut.
Empat kategori lansia
Menurut WHO, lansia dikategorikan dalam empat kelompok usia:
- Usia Pertengahan (middle age): 45–59 tahun.
- Lanjut Usia (elderly): 60–74 tahun.
- Lanjut Usia Tua (old): 75–90 tahun.
- Usia Sangat Tua (very old): >90 tahun.
Dengan meningkatnya populasi lansia, tantangan dalam perawatan lansia pun semakin kompleks. Namun, di balik tantangan ini, terdapat berbagai peluang untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dengan sistem perawatan yang lebih baik.
Tantangan dalam perawatan lansia
- Masalah kesehatan fisik dan mental: Lansia rentan terhadap penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan demensia. Dibutuhkan perawatan komprehensif dan berkelanjutan untuk menjaga kesehatan mereka.
- Beban keluarga dan tenaga perawat: Banyak keluarga mengalami kesulitan dalam merawat lansia karena keterbatasan waktu dan keahlian. Sementara itu, tenaga perawat menghadapi permintaan tinggi dengan jumlah tenaga profesional yang terbatas.
- Kurangnya fasilitas perawatan: Di beberapa daerah, panti jompo, layanan kesehatan rumah, dan pusat rehabilitasi masih sangat terbatas.
- Isolasi sosial dan kesepian: Lansia sering kali mengalami kesepian lantaran berkurangnya interaksi sosial dengan keluarga maupun lingkungan.
Peluang dalam perawatan lansia
- Teknologi dalam perawatan lansia: Aplikasi pemantauan kesehatan, telemedicine, dan perangkat wearable dapat membantu memantau kondisi lansia secara real-time.
- Model perawatan berbasis komunitas: Program komunitas seperti kelompok dukungan lansia dapat membantu mengurangi isolasi sosial.
- Peluang karier di bidang geriatri: Dengan meningkatnya populasi lansia, kebutuhan tenaga kerja di sektor perawatan lansia juga semakin tinggi.
- Dukungan pemerintah dan organisasi sosial: Berbagai kebijakan dan program telah dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia, termasuk layanan kesehatan gratis dan bantuan sosial.
Rumah Perawatan Lansia “Titian Benteng Gading”
Sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan perawatan lansia, maka didirikan Rumah Perawatan Lansia (RPL) “Titian Benteng Gading” di Bandung.
RPL ini dikelola oleh Yayasan Titian Benteng Gading dan menawarkan berbagai layanan perawatan bagi lansia, mulai dari perawatan kesehatan hingga kegiatan sosial.
Visi RPL
“Menjadi tempat pelayanan perawatan lansia terbaik yang inspiratif, membahagiakan, aman, dan nyaman dengan tingkat kepedulian (caring) yang tinggi.”
Misi RPL
- Memberikan perawatan holistik yang mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
- Menyediakan layanan kesehatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
- Membangun sikap positif bahwa lansia tetap bisa berkontribusi bagi masyarakat.
- Menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk pengembangan keperawatan geriatri.
Layanan dan aktivitas di RPL Titian Benteng Gading
- Pelayanan kesehatan: Pemeriksaan rutin, pengobatan, dan rehabilitasi.
- Kegiatan sosial: Interaksi dengan komunitas, hiburan, dan rekreasi.
- Pelatihan fisik dan mental: Senam lansia, terapi musik, terapi kerja, dan latihan kognitif.
- Pendekatan spiritual: Ibadah, doa bersama, dan konseling spiritual.
Kesimpulan
Perawatan lansia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari masalah kesehatan hingga keterbatasan fasilitas. Namun, dengan dukungan teknologi, kebijakan pemerintah, dan keterlibatan komunitas, peluang untuk meningkatkan kesejahteraan lansia semakin terbuka.
Merawat lansia bukanlah beban, melainkan suatu kehormatan untuk memastikan mereka menjalani masa tua dengan bahagia, sehat, dan bermartabat.