Kapel Sistina, Tempat Berlangsungnya Konklaf (20)

0
64 views
Penampakan isi dalam Kapel Sistina, tempat berlangsungnya Konklaf sejak Abad Pertengahan sampai sekarang. (NPR)

SESUAI tradisi yang sudah berlangsung ratusan abad sejak Abad Pertengahan, maka proses Konklaf akan selalu berlangsung di tempat yang sama: Kapel Sistina. Praktik ini dilakukan sejak dahulu sampai nanti di bulan Mei 2025, ketika berlangsung Konklaf untuk memilih Paus baru.

Kalau kita melihat denah topografis Vatican City dari udara dan menghadap ke arah Sungai Tiber, maka Kapel Sistina ada di sebelah kiri Basilika Santo Petrus. Sementara Apartemen Kepausan Casa Santa Marta terletak di sisi kanan basilika.

Peta topografi Kapel Sistina, tempat penyelenggaraan Konklaf 2025 untuk memilih Paus baru. (Google Earth via BBC International)

Nama “Sistina”

Nama “Sistine” atau “Sistina” diambil dari nama Paus Sixtus IV dari Roverre, Italia, yang bertahta di Vatikan kurun tahun 1471-1484. Paus Sixtus IV iniah yang merestorasi Capella Magna tahun 1477-1480 dan ketika memberkatinya lalu mendedikasikan nama kapel ini kepada Bunda Maria Naik ke Surga.

Lukisan pada plafon dikerjakan oleh para pelukis seperti  Pietro Perugino, Sandro Botticelli, Domenico Ghirlandaio, and Cosimo Rosselli. Mereka ini dibantu Biagio di Antonio, Bartolomeo della Gatta, dan Luca Signorelli.

Mereka melukis dinding kapel dengan beberapa tema lukisan kisah-kisah dalam KS, beberapa nama pPus. Seniman Pier Matteo d’Amelia awalnya memprakarsai lukisan di plafon.

Paus Julius II (1503-1513) juga dari Rovere -keponakan langsung Paus Sixtus VI- juga melakukan perombakan kapel dengan mempersilahkan Michelangelo Buonarroti menggambar ulang lukisan di dinding atas kapel. Projek ini selesai tahun 1512 di mana tergambar kisah penciptaan, Nabi Nuh, dan para Rasul.

Paus Johanes Paulus II merenovasi Kapel Sistina

Tahun 1979-1999, Kapel Sistina kembali mengalami proyek renovasi di bawah arahan Paus Johannes Paulus II.

Kapel Sistina tetap menjadi pusat kehidupan rohani Gereja Katolik. Bangunan kapel ini  bukan sekadar harta seni, melainkan ruang suci tempat misteri ilahi bersentuhan dengan sejarah manusia. Kapel ini menjadi tempat dan saksi bisu atas proses eleksi Paus baru.

Dalam homilinya tahun 1994, Paus Yohanes Paulus II menyampaikan dengan penuh makna tentang tempat suci ini:

“Kapel Sistina adalah tempat yang, bagi setiap Paus, menyimpan kenangan akan hari istimewa dalam hidupnya…

Justru di sini, dalam ruang suci ini, para Kardinal berkumpul, menantikan pernyataan kehendak Kristus mengenai siapa yang akan menjadi Penerus Santo Petrus…

Kapel Sistina pun kembali di hadapan seluruh komunitas Katolik, menjadi tempat karya Roh Kudus…”

Mengapa harus “disembunyikan” dari publik?

Tradisi kristiani khususnya Katolik mengenal apa itu “retret” – tindakan “menarik diri” dari kesibukan dan dunia ramai untuk “menenangkan diri” sembari terus berdoa guna mendapatkan terang dan “ilham” dari Atas (baca: Roh Kudus) dalam menentukan langkah ke depan.

Kapel Sistina adalah tempat paling “aman” dan “tersembunyi” dari dunia ramai di mana para Kardinal Electores hanya mengandalkan terang Roh Kudus dan nuraninya masing-masing untuk memilih dari antara Electores itu menjadi Paus baru.

Konsep teologisnya adalah biarlah Roh Allah sendiri “bekerja” melalui para Electores itu untuk memilih penerus kepemimpinan Petrus sebagai Uskup Keuskupan Roma.

Baca juga: Konklaf, makna kata dasarnya (19)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here