Hubungan Diplomatik, Babak Baru Vatikan-Malaysia

2
1,820 views

DI panggung dunia ini, Indonesia dan Malaysia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di kawasan Asia Tenggara. Indonesia boleh dibilang nangkring pada urutan nomor satu, sementara negeri jiran Malaysia berada di urutan kedua.

Kalau kedua negara anggota ASEAN ini menjalin hubungan diplomatik dengan Tahta Suci, tentu karena Vatikan memandang strategis posisi kedua negara dengan denominasi masyarakat mayoritas Muslim ini. Terutama dalam rangka memromosikan dialog dan kerjasama antarnegara yang sama-sama berkepentingan menciptakan tata kehidupan dunia yang lebih beradab dan hidup beragama yang saling menghormati.

Hubungan diplomatik

Dari depan Lapangan Santo Petrus di Vatican City, saya –Romo Markus Solo SVD yang bekerja di Kantor Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat  Beragama Vatikan–  melaporkan kepada Sesawi.Net, Senin siang (18/7), baru saja berlangsung sebuah pertemuan dalam suasana bersahabat antara delegasi Malaysia dan delegasi Vatikan di Casa Gandolfo, residen musim panas Sri Paus di tepi kota Roma. Tujuannya untuk melapangkan jalan bagi upacara  peresmian hubungan diplomatik antara Vatikan dan Malaysia.

Duduk di kursi kehormatan saat beraudiensi dengan Paus Benediktus XVI adalah ketua tim delegasi Malaysia terdiri dari Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Najib Tun Razak bersama  para pejabat teras Kuala Lumpur. Di antaraya adalah  delegasi Menteri Persatuan Tan Sri Dr Koh Tsu Koon, Senior Minister Tan Sri Bernard Dompok (seorang katolik), dan Menteri Urusan Islam Dato’ Seri Jamil Khir Baharom. Pertemuan delegasi khusus Malaysia dengan Sri Paus itu punya agenda jelas, yakni pengesahan hubungan diplomatik antara Malaysia dan Tahta Suci Vatikan.

Kunjungan  Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Najib Tun Razak ini merupakan kunjungan seorang kepala pemerintahan Malaysia selama 10 tahun terakhir ini. Kunjungan seorang perdana menteri Malaysia ke Vatikan terjadi bulan Juli 2002, ketika PM Malaysia Dr Mahathir Mohamad berkunjung ke Vatikan menemui Sri Paus Yohanes Paulus II dalam sebuah audiensi khusus.

Malaysia menjadi penting bagi Vatikan, karena negeri jiran Indonesia ini berpenduduk sekitar 28 juta umat muslim.

Babak sejarah baru

Saat mengunjungi Kantor Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama yang berlokasi hanya “selemparan batu” dari Vatikan,  Dr. Tan Sri dan  Dr Koh Tsu Koon menyatakan bahwa Malaysia dan Vatikan dalam sekejap akan membuka bab baru dalam sejarah hubungan kedua negara.  Malaysia sangat berbangga, demikian kesan saya, karena Tahta Suci berkenan membuka pintu lebar-lebar untuk Kuala Lumpur bagi sebuah kerjasama diplomatik. “I am happy to learn about this big news,” demikian kata Menteri Dr. Koh Tsu Koon yang beragama Buddha ini.

Mengutip omongan Menteri Koon, sudah lama sekalia Kuala Lumpur menunggu lampu hijau dari Vatikan untuk memulai babak sejarah baru yang historis ini. “Tidak hanya menyangkut  urusan-urusan diplomatik, melainkan juga  dalam segala bidang yang menjadi daya pikat dan minat kedua negara. Termasuk tentu saja menyemai dialog antarumat beragama demi perdamaian dan keharmonisan,” ungkap sang pejabat Malaysia ini.

Segera setelah pertemuan ini, akan ditandatangani akta hubungan diplomatik antara Malaysia dan Tahta Suci.

Mengemuka

Sebagai negara tetangga Indonesia yang juga berpendudukan mayoritas Muslim, Malaysia juga tak lepas dari sejumlah masalah politik terkait dengan agama.  Dengan penduduk mayoritas beragama Islam (sebanyak 60%) –sementara sisanya adalah warga non Islam–  Malaysia juga tak henti-hentinya didera berbagai macam isu mengenai persoalan-persoalan sektarian.

Masalah agama di “blow  up” menjadi isu nasional yang oleh banyak media kemudian diidentikan sebagai “masalah nasional” hingga membuat runcing hubungan antara masyarakat Muslim dan non-Muslim –terutama warga Malaysia kristiani– di negeri jiran ini.

Dari 26 anggota Kabinet PM Najib, 11 orang adalah non muslim. Tujuh dari kelompok non muslim ini diketahui beragama kristiani dan tiga orang dari mereka malah katolik. Senin malam ini, saya sebenarnya diundang makan malam oleh ketiga menteri Malaysia ini, namun apa daya, Vatikan belum memberikan “lampu hijau” untuk sekedar pertemuan informal.

Romo Dr. Markus Solo SVD, imam Serikat Sabda Allah (SVD) anggota  Provinsi Austria namun asli dari Indonesia. Sekarang menjabat sekretaris pribadi Kardinal Jean-Louis Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat  Beragama Vatikan.

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here