AKHIRNYA film animasi yang berkisah tentang jelimetnya pikiran manusia ditayangkan di bioskop Indonesia. Film besutan Pixar yang bisa dibilang brand jaminan mutu dalam industri animasi sekarang ini, sungguh patut ditonton oleh seluruh keluarga, dari anak-anak sampai orang tua.
Membedah benak manusia
Film ini mengajarkan psikologi tentang pikiran seseorang dengan visual menarik. Mungkin awalnya agak membingungkan, dan ada baiknya anak-anak diberi penjelasan awal sebelum membawa mereka nonton, dan diajak sharing setelahnya. Ini memang bukan film animasi mudah dicerna seperti pada umumnya; film ini perlu pemahaman dan diskresi sedikit.
Inside Out yang sukses secara finansial (biaya $ 195 juta menghasilkan $ 690 juta saat ini) bisa menginspirasi kita untuk mengerti pikiran orang lain, terutama berguna untuk memahami perubahan sikap remaja dalam masa akil balig.
Ajaklah semua anggota keluarga menonton bersama, atau tontonlah sendiri bagi yang jomblo. Biarkan imajinasi Anda menerima pesan-pesan bagus yang ingin disampaikan.
Sedih itu perlu
Manusia biasanya mau hidup hepi alias bahagia seterusnya. Setiap ada yang ulang tahun, menikah, atau perayaan lain, yang memberi selamat akan mengatakan semoga berbahagia selalu. Dalam kenyataannya, tidak mungkin oran hepi terus; kesedihan, kemarahan dan emosi yang dianggap negatif lainnya pasti singgah. Ketika kesedihan hadir, orang merasa tak enak, susah, dan berberat hati.
Nah, seperti ditunjukkan dalam film ini: rupanya sedih itu perlu. Kesedihan merupakan isyarat permintaan pertolongan kepada orang di sekelilingnya, kesedihan menjadi outlet pelepasan emosi yang akhirnya akan berujung pada kebahagiaan dalam bentuk yang lebih baru.
Emosi panca roba dalam seorang anak – Riley namanya – yang beranjak remaja merupakan inti dari film ini. Ide film ini berawal dari pengamatan sang penulis sekaligus sutradara, Peter Docter, terhadap perubahan sikap anak perempuannya menjelang akil balig. Dia membayangkan proses apa yang terjadi di dalam kepala manusia yang membuat emosi-emosi silih berganti.
Maka film ini bagus untuk para pendidik maupun orangtua untuk sedikit mendapat gambaran tentang kegalauan remaja, juga untuk semua orang agar lebih toleran terhadap perubahan mood dari sang lawan bicaranya dan lingkungannya.
Film ini berhasil menggambarkan keunikan seorang manusia karena dipengaruhi oleh berbagai pengalaman dan refleksi masa lalu yang muncul dalam pikirannya. Film ini juga menunjukkan setiap individu itu berharga karena di dalam benaknya rupanya tersimpan suatu ‘negara’ besar dengan empat manajer utama yang mengelola emosinya.
Tontonlah, dan semoga Anda merasakan manfaatnya.