Jumat, 6 November 2015
Jumat Pertama Pekan Biasa XXXI
Rom 15:14-21; Mzm 98:1-4; Luk 16:1-8
“Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.”
DALAM Injil hari ini dinyatakan kepada kita tentang bendahara (dicurigai) tidak jujur namun ia sesungguhnya bersikap cerdik dan murah hati. Sebelum rencana pemecatan terhadap dirinya oleh tuannya terjadi, ia bernegosiasi dengan para pengutang harta tuannya. Faktanya, saat memberikan diskon kepada para pengutang itu, ia justru memberikan komisi untuk dirinya sendiri dengan murah hati. Dengan cara itu ia telah menarik simpati pada para pengutang itu.
Namun ia juga membuat tuannya tampak bermurah hati dan memberi kemurahan dengan memaafkan para pengutang itu dengan uangnya. Tuannya tidak dirugikan. Justru bendahara itu yang kehilangan komisinya. Dengan begitu setiap orang akan memuji sang tuan sebagai pahlawan! Itulah sebabnya sang tuan memuji bendahara itu sebab ia telah membuat sang tuan tampil sebagai orang yang murah hati dan berbelas kasih.
Dengan kisah ini Yesus jelas hendak mengajarkan kepada kita bukan agar kita jadi orang yang tidak jujur, tidak! Yesus hendak mengajarkan kepada kita tentang sikap murah hati bahkan saat kita sedang dalam krisis dan kesulitan. Itulah yang akan menyelamatkan kita dari kehancuran moral dan spiritual.
St. Ambrosius berkata, kekayaan sejati tidak terletak pada apa yang kita miliki tetapi pada apa yang kita berikan. Kita harus menggunakan milik kita untuk pelayanan kepada sesama. Itulah kemurahan hati.
Untuk menjadi seorang adorator dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita harus memiliki sikap murah hati untuk berdoa dan menyembah Yesus Kristus. Saat kita menyembah Yesus Kristus dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita menyembah Dia yang murah hati. Biarlah hati kita menjadi milik-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, semua yang kumiliki adalah anugerah dari-Mu. Semoga kami mengasihi Dikau dengan bebas dan murah hati dengan segala yang kami miliki. Bantulah kami agar jadi sarana kemurahan hati dan setia berbagi rahmat termasuk bakat, waktu, harta dan milik kami kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
saya tidak mengerti dengan sikap bendahara yang menyuruh membuat surat utang baru dengan nilai yang lebih rendah yang berarti merugikan pemilik.