Seminar Sambut Pasar Global: Mumpung Masih Muda, Berlarilah Cepat (2)

0
1,343 views

KEMBALI pada kisah ‘perbandingan’ sejarah sukses antara ketiga produk elektronik hasil pabrikan Jepang, Korea, dan Swedia. Pertanyaannya adalah manakala sudah menjadi ‘juara dunia’, juga mampu merebut pasar global dengan tingkat penjualan fantastik, lalu sampai kapan posisi peringkat satu itu masih mampu terus bertengger di pihak kita? Atau, mudahnya, sampai kapan kita bisa menjadi juara nomor satu? (Baca:   Seminar Sambut Pasar Global: Bisnis tak Kenal Duduk (1)

Di dunia bisnis, begitu kita muncul sebagai juara nomor satu, maka para pesaing kita akan menembak semua kelemahan kita dan mengincar posisi nomor satu itu. Ketika Apple berhasil merilis HP seri terbarunya yakni iPhone 6, konon produk elektronik pabrikan Korea “Samsung”  mengalami penurunan volume penjualannya sampai 18%.

“Hari ini kita bisa menjadi juara, maka posisi itu sudah langsung diincar oleh para pesaing kita. Bisnis, selain membuat kita tidak bisa duduk manis, juga membuat kita tidak bisa tidur nyenyak,” papar Agung Adiprasetyo menggambarkan suasana persaingan global di setiap lini bisnis.

Kepada para mahasiswa-mahasiswi ATMI Cikarang, mantan CEO Kompas-Gramedia Group ini mengatakan, persaingan global sudah ada di depan mata. Ketika awal tahun 2016 berlakulah apa yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka Indonesia akan ‘diserbu’ ribuan tenaga kerja asing masuk ke Tanahair.

Sebaliknya juga, Indonesia pun juga berpeluang bisa mengirim ribuan tenaga kerjanya yang mumpuni untuk masuk dunia kerja di wilayah negara-negara anggota ASEAN (Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Laos, Vietnam, Myanmar, Singapura, dan Kamboja). (Baca: Songsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bersama Agung Adiprasetyo dan Winoto Doeriat

Intinya, kata Agung, “Kita perlu men-recharge diri sendiri tanpa henti agar bisa merebut peluang pasar global tersebut.”

Susahnya adalah Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di kawasan ASEAN akan menjadi pasar sangat empuk kemana semua produk olahan luar negeri akan menyerbu untuk dijual. Indonesia sangat strategis karena potensi pasarnya yang luar biasa, namun juga lemah manakala sumber daya manusianya kelewat kalah dibanding dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

Karenanya, demikian kata Agung, kita harus mengejar ketinggalan-ketinggalan supaya tidak kalah dengan negara-negara lain.

Seminar setengah hari ini terjadi hari Sabtu tanggal 21 November 2015 berkat kolaborasi bareng antara ATMI Cikarang bersama mitra kerjanya Yayasan Sesawi (Sesama Sahabat Warga Ignatian).

Kredit foto: Mathias Hariyadi/Sesawi.Net

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here