Dua Tahun BKSY: Mensyukuri Gerakan KAJ Berbelarasa terhadap Kelompok KLMDTD (1)

0
1,038 views

DUA sesi pertemuan sederhana digelar di Wisma Keuskupan Agung Jakarta, Rabu tanggal 2 Desember 2015 menjelang siang kemarin. Beberapa anggota PaLingSah (Paguyuban Lingkaran Antar Sahabat Mgr. Ignatius Suharyo) datang berkunjung ke Wisma Keuskupan KAJ mengunjungi Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo. Agendanya, pertemuan reflektif melihat perjalanan gerakan iman berbelarasa KAJ melalui program BKSY (Berkhat Santo Yusup) selama dua tahun terakhir ini  dan pertemuan koordinatif dengan mitra penting BKSY yakni perusahaan asuransi ACA (Asuransi Central Asia) dan CAR.

Agenda pertama adalah pertemuan dan sharing bersama Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo dengan bahasan tentang bagaimana bisa terus menjalankan BKSY ini sebagai gerakan bersama segenap umat KAJ dengan fokus utama adalah gerakan iman untuk semakin berbelarasa kepada kelompok KLMDTD (kecil, lemah, miskin, terpinggirkan, dan difabel).

Paparan reflektif singkat disampaikan Parno Isworo kepada Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo dimana di sana-sini disampaikan catatan tambahan dari para penggiat PaLingSah lainnya: Th. Wiryawan, Surya Pujawiyata, PC Purwanta, Kaduhu Sasrayuda. Beberapa penggiat PaLingSah juga hadir antara lain St. Sularto (Kompas), Purwoko, Kasiyanto, dan beberapa lainnya.

Intinya, kata Parno Isworo, program BKSY yang telah resmi digulirkan sejak 30 November 2013 ini semakin berkembang dengan tingkat perolehan jumlah anggota yang semakin meningkat.

Posisi BKSY per tanggal 15 November 2015 menunjukkan data sebagai berikut:

Tahun pertama (2013-2014), jumlah peserta yang ditargetkan kurang lebih 10 orang berhasil terpenuhi. Kini pada bulan November 2015, jumlah peserta sudah mencapai angka sebanyak 24.500-an orang. “Dari jumlah itu, sebanyak peserta 14 ribu orang melakukan perpanjangan keanggotaan sejak bergabung di tahun 2013; sebanyak 5.300-an orang yang bergabung masuk di tahun 2014 juga ikut memperpanjang kontraknya,” jelas Parno Isworo.

Tahun kedua (2014-2015), jumlah peserta yang mendaftarkan diri mengikuti program BKSY mengalami penurunan dibandingkan jumlah pendaftar di tahun pertama. Di tahun kedua, jumlah pendaftar sebanyak 6.000-an orang. Terhadap pertanyaan mengapa jumlahnya menurun, Parno Isworo dan tim BKSY memaparkan latar belakang motivasi orang ingin bergabung dengan program belarasa ini. “Dulu (di tahun pertama), orang terpaku pada fokus program asuransi dengan semua benefit yang ada. Sementara, BKSY ini pertama-tama bukanlah program asuransi, melainkan program gerakan iman untuk berbelarasa terhadap KLMDTD (kecil, lemah, miskin, terpinggirkan, dan difabel).

“Benar faktanya bahwa program BKSY ini didukung perusahaan-perusahaan asuransi sebagai mitra kerja kami,” papar Parno Isworo.

Kurun waktu satu tahun pertama, jumlah peserta BKSY yang meninggal dunia sebanyak 170 orang dengan komposisi usia di atas 50 tahun. Mortality rate-nya sebanyak 1 % dari jumlah peserta secara keseluruhan. Sementara, kurun satu tahun kedua jumlah yang meninggal berkurang (0,5%).

Sosialisasi ke paroki-paroki

Pada kesempatan bertemu muka dengan Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo juga dipaparkan fakta gencarnya gerakan sosialiasi program BSKSY ke beberapa paroki di seluruh kawasan KAJ. Dari jumlah keseluruhan paroki sebanyak 64 lokasi di seluruh KAJ, yang telah mengikuti program BKSY tercatat sebanyak 24 paroki.

Namun dari asumsi jumlah umat katolik sebanyak 100 ribu jiwa di seluruh paroki KAJ, maka data jumlah peserta sebanyak 17 ribu dari 24 paroki masih terbilang sangat kecil. “Pogram sosialisasi BKSY masih terus digalakkan oleh para aktivis dan penggerak PaLingSah,” papar Parno Isworo.

Kini, tambah Surya Pujawiyata dari Sesawi (Sesama Sahabat Warga Ignatian), BKSY tidak hanya terdengar nyaring di KAJ saja, melainkan sudah melebar sampai Keuskupan Bogor, Bandung, Padang, Semarang, dan Palangkaraya di Kalteng. “Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang alm. Mgr. Johannes Pujasumarta adalah pihak yang paling agresif dan cepat merespon gerakan iman berbelarasa ini,” papar Surya Pujawiyata, ahli asuransi pensiunan dari Wahana Tata.

Pada bagian lain, Theodorus Wiryawan –alumnus Seminari Mertoyudan tahun masuk 1979– menambahkan, gerakan sosialisasi program BKSY ini banyak diampu oleh para alumni Seminari Mertoyudan. Melalui semangat solidaritas dan keinginan memompa energi jiwa untuk berbelarasa, para alumni Mertoyudan ikut berpartisipasi mensosialisasi BKSY di beberapa paroki di Dekenat Bekasi dan sekitarnya. “Hasilnya, Paroki St. Arnoldus Bekasi merespon positif gerakan ini,” tandas Wiryawan, bankir alumnus CitiBank.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here