TANGGAL 8 Desember 2015 sampai dengan 20 November 2016 telah dicanangkan Paus Fransiskus sebagai Tahun Luar Biasa Kerahiman Allah. Pencanangan tersebut dicantumkan dalam bulla Misericordiae Vultus (Wajah Kerahiman) yang dibacakan Paus Fransiskus di di Basilika St. Petrus Roma, Italia, pada 11 April 2015, tepat dua tahun masa pontifikalnya.
Tanggal 8 Desember 2015 dipilih karena merupakan peringatan 50 tahun ditutupnya Konsili Vatikan II dan sekaligus bertepatan dengan Hari Raya Maria dikandung Tanpa Noda. Sedangkan hari penutupannya merupakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus, Raja Semesta Alam.
Sebagai refleksi dan dengan tujuan mensosialisasikan gagasan teologis dan pastoral Tahun Suci Luar Kerahiman Ilahi ini, Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik Unika Atma Jaya – sebelumnya Prodi IP Teologi – menyelenggarakan seminar dengan tema “Menghayati Kerahiman Ilahi di Tengah Masyarakat Megapolitan: Adakah Tempat?” bertempat di Aula Yustinus, kampus Semanggi Unika Atma Jaya Jakarta.
Tiga narasumber ahli
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber, dua ahli Kitab Suci mumpuni yaitu Uskup Agung Keuskupa Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo dan Romo Yohanes Subagyo dan satu ahli pastoral care yaitu Sr. Gerardette Philips RSCJ.
Uskup Agung KAJ, Mgr. Ignatius Suharyo yang dikenal sebagai guru besar teologi Kitab Suci yang dengan kehebatannya membumikan hal ‘rumit dan sulit’ ke dalam bahasa sehari-hari menguraikan gagasan teologis dan pastoral Misericordiaer Vultus dengan konteks KAJ. Ketua KWI ini memberikan penekanan pentingnya Tahun Kerahiman Ilahi ini dirayakan agar umat semakin merasakan belas kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Romo Yohanes Subagyo yang menjabat sebagai Vikjen KAJ selama 15 tahun dan sekarang sebagai pengajar tetap Unika Atma Jaya, menjelaskan bagaimana memahami, menghayati, dan mewartakan Tahun Kerahiman Ilahi. Sedangkan Sr. Gerardette Philips RSCJ menjabarkan gagasan pendampingan umat yang sibuk, mengalami kesesakan dan yang terpinggirkan dari kehidupan bersama agar mengalami belas kasih Allah.
Sr. Gera, panggilan akrabnya, menawarkan konseling pastoral agar umat mengalami persahabatan kristiani, pelayanan pastoral, pendampingan pastoral, serta bimbingan rohani.
Acara yang terbuka untuk umum ini dihadiri lebih dari 300 peserta. Tampak beberapa romo dan suster, serta umat berbaur dengan para pengajar dan mahasiswa. Sesi tanya jawab dipenuhi antusiasme peserta yang ingin menggali lebih dalam lagi apa yang dipaparkan oleh para narasumber yang menyajikan presentasi dengan gayanya masing-masing.