Berteriak-teriak

0
1,687 views

“Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia.” (Kis 7, 57)

SEORANG anak berteriak-teriak, karena mainannya direbut oleh temannya. Sekelompok pelajar berteriak-teriak sambil menghadang kelompok pelajar lain. Tawuran pun tidak bisa dihindarkan. Para demonstran pun berteriak-teriak sambil berarak serta membawa banyak tuntutan yang tertulis di dalam poster. Sementara anggota DPR juga berteriak sambil merangsek maju menuju kepada ketua sidang. Seorang bapak juga berteriak-teriak sambil mengancam saudaranya dengan membawa golok.

Berteriak sering dilakukan banyak orang, entah anak-anak, orang muda, orang dewasa, rakyat biasa maupun pejabat. Para anggota Mahkamah Agama pun berteriak-teriak terhadap Stefanus. Mereka menutup telinganya dan tidak mau mendengar yang dikatakan oleh Stefanus.

Berteriak-teriak artinya mengeluarkan kata-kata dengan keras terhadap orang lain. Orang berteriak-teriak pada saat mereka marah dan kecewa terhadap orang lain; pada saat mereka menemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau diinginkan. Orang berteriak-teriak terhadap orang lain, sekalipun orang lain itu berada tidak jauh dengan dirinya, sekalipun mereka berada dalam satu tempat atau satu ruang, sekalipun mereka berada berdekatan.

Mengapa mereka berteriak-teriak dan tidak bisa berbicara dengan lembut? Kekecewaan dan kemarahan yang merasuk di dalam diri seseorang rupanya telah menimbulkan jarak yang jauh terhadap orang lain. Kekecewaan dan kemarahan akut bisa membuat seseorang menjadi tuli telinga dan hatinya, sehingga tidak mampu mendengar kata-kata orang lain. Relasi antara orang-orang yang sedang kecewa dan marah menjadi jauh, tidak ada kedekatan dan kehangatan, tidak ada kasih dan sayang. Karena relasi yang jauh, maka orang perlu berteriak satu dengan yang lain. Ini akan berbeda dengan mereka yang hidup dalam kasih dan sayang: mereka berkata-kata dengan lembut, bahkan cenderung berbisik. Namun demikian, mereka bisa saling mendengarkan satu dengan yang lain.

Dalam peristiwa dan pengalaman apa, saya pernah berteriak-teriak? Teman-teman selamat siang dan selamat berakhir pekan. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here