Daud Berhasil, Sebab Tuhan Menyertainya

0
2,745 views

KISAH kemenangan Daud atas Goliat dan pasukan tentara Filistine, menimbulkan sorak sorai di tengah bangsa Israel. Mereka mulai membanding-bandingkan Daud dengan Saul, Raja yang tidak setia.

Tidak heran Iri, dengki dan kemarahan Saul mulai muncul dan semakin memuncak.

Sayangnya bacaan pertama yg kita dengar hari Kamis ini hanya 1 Sam 18:6-9 saja. Kurang lengkap.

Coba baca seluruh bab 18, anda pasti akan bilang WOW. Kenapa???

Karena kita bisa mempelajari bagaimana cara bekerja orang yang dengki VERSUS cara Tuhan melindungi orang benar:

  1. Saul melempar tombak ke arah Daud yang lagi tenang-tenang main kecapi. 2 kali loh lemparnya, berarti bukan tidak sengaja. Tetapi 2 kali pula Daud luput dari tombak tersebut, KARENA TUHAN MENYERTAI DIA.
  2. Cara kasar gagal, lalu Saul pakai cara halus. Saul mengangkat Daud menjadi kepada pasukan perang dan menempatkan Daud di posisi paling depan di setiap pertempuran. Maksudnya, supaya Daud mati terbunuh. Tetapi lagi-lagi Daud selalu berhasil mengalahkan musuh, KARENA TUHAN MENYERTAI DIA.
  3. Saul mencoba cara yang lebih halus lagi, ia 2 kali bermaksud mengawinkan anak-anak perempuannya dengan Daud. Tentu ada mas kawin yang harus dibayar Daud. Usaha pertama gagal, tetapi terhadap anak lainnya, Daud setuju juga. Saul minta mas kawin kulit khitan orang Filistin. Maksudnya agar Daud lagi-lagi terbunuh dalam peperangan. Tetapi cara ini gagal. Daud selalu menang perang, KARENA TUHAN MENYERTAI DIA.

Perhatikan baik-baik:
1. Saul selalu gagal dalam rencananya menyingkirkan Daud.

  1. Saul semakin lama semakin takut karena ia menyadari ada Tuhan yang berdiri di belakang Daud.
  2. Dan yang paling WOW, hati-hati dan perhatikan baik-baik …. Cara-cara Saul menyingkirkan Daud, ternyata nanti SAMA PERSIS yang dilakukan Daud ketika is menyingkirkan URIA, suami Betsyeba. Tetapi versinya terbalik, dari sangat halus, halus sampai kasar.??????????

Pelajaran moral bagi kita:
Jangan pernah lengah dalam mengandalkan Tuhan, di saat susah maupun di saat kita berhasil.

Karena “Sang pilihan Allah” mulai jatuh ketika ia mulai melupakan relasinya dengan Tuhan, lalu menjadi sombong dengan dirinya dan dengan apa yang ia miliki.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here