RIBUAN umat menghadiri misa Malam Paska bersama Paus Fransiskus di Basilika St. Paulus, Vatikan.
Dalam misa, selain upacara pemberkatan api, pembaharuan janji baptis dan Ekaristi, Paus juga mempermandikan 12 orang dewasa. Kedua belas orang ini berasal dari Italia, Albania, Kamerun, Korea Selatan, India and Tiongkok. Termasuk di situ juga Duta Besar Korea Selatan untuk Italia, Yong Joon Lee dan istrinya Hee Kim.
Dalam homilinya, Paus menunjukkan tentang bagaimana galaunya hati Petrus yang disesaki dengan banyak kecemasan; kesedihan atas kematian Gurunya dan penyesalan atas tiga kali penyangkalannya. Maka Petrus dan juga murid lainnya tidak langsung percaya ketika para wanita yang pergi ke makam Yesus menyatakan bahwa makam tersebut kosong.
Kebangkitan hati Petrus
“Tetapi tidak seperti rasul-rasul lainnya, Petrus bangkit dan berlari mengecek informasi tersebut. Petrus tidak tinggal diam di rumah dan berkubang dalam penderitaan ditinggal Sang Guru. Petrus berubah, dia bangkit. Hatinya bangkit. Dia tidak menyerah terhadap kesedihan dan kegelapan, tetapi dia menyisihkan tempat bagi harapan. Dia membiarkan terang Tuhan masuk ke dalam hatinya,” papar Paus.
Paus berharap kita mencontoh para wanita yang ke makam dan menjumpai malaikat di sana. Mereka memiliki harapan, tidak cuma meratapi penderitaan.
Masalah tidak akan pernah hilang
“Masalah selalu ada dalam hidup kita, masalah tidak akan hilang. Tetapi yang lebih penting adalah menempatkan masalah dalam terang Kristus yang Bangkit,” ajak Paus yang lahir sebagai anak sulung pasangan Mario José Bergoglio (1908–1959) dan Regina María Sívori (1911–1981).
Paus menegaskan bahwa Kebangkitan Tuhan merupakan landasan bagi harapan kita. Harapan ini bukan sekedar optimistik atau pun sikap positif belaka. Tetapi harapan kristiani ini adalah hadiah dari Tuhan jikalau kita mau keluar dari diri kita dan membuka hati kita kepadaNya.
“Harapan tidak akan pernah mengecewakan kita karena kita telah dikarunia Roh Kudus. Ini bukan Roh yang bertugas memperindah segala sesuatu atau menghilangkan kejahatan dengan tongkat ajaib,” papar Paus.
“Roh Kudus yang dimaksud adalah yang memberkati kita dengan vitalitas hidup, yang bukan berarti terbebas dari masalah tetapi kepastian bahwa kita dicintai dan selalu diampuni oleh Kristus yang telah menebus dosa, kematian, dan ketakutan kita,” urai Paus yang terpilih pada usia 76 (13 Maret 2013) ini.
Kita diutus membangkitkan harapan
Paus Fransiskus menekankan bahwa setiap orang yang telah bertemu Yesus, diutus untuk menyampaikan pesan Paskah yaitu membangkitkan harapan dalam hati yang terbebani oleh kesedihan, kepada mereka yang sedang berjuang menemukan arti hidup. Pesan tersebut hendaknya disampaikan dengan teladan hidup sebagai pelayan yang membawa harapan dengan penuh sukacita. Kalau tidak, Paus khawatir hal itu hanya akan membuat Gereja menjadi sebuah organisasi internasional yang penuh pengikut dan aturan yang bagus tetapi tak mampu menawarkan harapan yang dirindukan oleh dunia sekarang.
Lalu bagaimana harapan bisa diperkuat? Ikutilah nasihat malaikat kepada para wanita yang datang ke makam Yesus:“Ingatlah apa yang telah Yesus katakan kepada kalian”. “Bukalah hatimu terhadap harapan, ingatlah selalu karya Yesus dan sabda-sabdaNya. Ini akan menjadi bintang panduan atas langkah iman kita menuju Paskah abadi,” demikian Paus Fransiskus memberikan resep di ujung homilinya.
Sumber: CNA