“Batman V Superman”, Dunia Selamat karena Ibu

0
3,239 views

KISAH  film Batman V Superman, Dawn the Justice meninggalkan rasa terpesona. Dua superhero DC Comics dipertemukan untuk saling berbaku hantam, karena terjebak  kesalahpahaman.  Raja malam yakni Batman (Ben Affleck)  dihadapkan dengan Superman (Henry Cavill).  Kekuatan manusia berperang dengan kekuatan alien dari luar angkasa.  Mirisnya keduanya di adu domba oleh Lex Luthor (Jesse Eisenberg).

Konflik keduanya berawal ketika Bruce Wayne, singel kaya yang mengisolasi hidupnya, marah berat melihat ulah Superman yang merusak kota dan mengakibatkan kematian orang-orang tak bersalah, khususnya yang dia kenal.  Wayne tidak tahu menahu soal serangan alien yang menginvansi bumi dan Superman berusaha untuk menghentikannya.  Wayne menyimpan dendam kepada Superman.

Dari sisi lain, Clark Kent berada dalam posisi yang sulit karena berita mass media mengejutkannya. Ia seolah-olah penyebab keonaran.  Senator June Finch pun menegaskan tindakan Superman sang pahlawan kota, sudah kelewat batas.

Konflik keduanya dipakai oleh Lex Luthor untuk mengembangkan sistem keamanan dengan tenaga batu kripton.  Ia begitu licik, psikopat dan menghalalkan segala hal demi tujuannya.  Proyek “White Portuguese“ akan membuat bumi kehabisan energi dan pemilik kripton akan sangat berbahaya.

Dua jagoan pun mulai mengendus kelicikan Lex Luthor.  Sayangnya, dua superhero tersebut memang terkesan bodoh karena dipecundangi oleh Lex Luthor. Pertempuran dahsyat antara Superman dan Batman tak terhindarkan.  Apa pun motifnya tetapi nyata sekali bahwa baik Batman dan Superman bak seorang anak kecil yang labil dan belum memiliki anger management yang matang sebagai pahlawan.  Pertarungan antara mereka bukan pertarungan demi keadilan objektif.  Masing-masing membawa kepentingan masing-masing dan masa lalu yang belum terselesaikan.

Mengorek luka lama

Wayne, menyimpan kepedihan karena kematian orang tuanya, khususnya ia merasa bersalah karena tak mampu melindungi Martha mamanya.  Kehadirannya sebagai vigilan kota Gotham masih dipengaruhi oleh rasa bersalah dan kemarahan.  Sepak terjangnya di Gotham tak lain adalah proyeksi atas pembelaan diri terhadap kegagalannya menyelamatkan Martha.

Demikian pula Clark, ia mengalami krisis tentang panggilannya sebagai pahlawan. Sangat nampak begitu bergantung pada sosok ibunya Martha.  Ibunya hadir sebagai konselornya. Secara emosional dan afeksi seorang Clark masih di bawah ketiak Martha (Diane Lane)

Malangnya, Luthor tahu sekali kelemahan para pahlawan ini terdapat pada sisi emosi tersebut.  Maka untuk mewujudkan ambisinya ia menculik ibunda Superman.

Akibatnya pertarungan Superman dengan Batman bukanlah pertarungan demi keadilan tetapi demi pembebasan Martha oleh Clark Superman dan penebusan rasa bersalah oleh Wayne Batman.

Lois Lane (Amy Adams) menjadi mediator yang bagus sehingga kesalahpahaman antara dua superhero dapat diluruskan.  Keduanya kembali berfokus pada yang menjadi misi sejati sang pahlawan yakni keselamatan dan kehidupan umat manusia.

Apa pun yang terjadi, film Dawn the Justice membawa konklusi yang sederhana bahwa kasih seorang ibu membuka blok kemarahan yang ada dalam diri Wayne.  Di penghujung tetaplah sang pencipta kejahatan harus dikalahkan demi berjalannya bumi ini secara apik.

Untuk lebih serunya, silahkan menonton film ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here