SEKALI waktu, kami sejenak mampir di Pertapaan Karmelit Ngadireso, Tumpang, di luar kota Malang, Jawa Timur.
Hari itu menjelang sore. Di pelataran parkir sudah banyak mobil dan ratusan anak-anak remaja, mulai SD, SMP dan barangkali SMA. Kami terhenyak melihat betapa antusiasme anak-anak remaja katolik ini mengikuti sebuah program kemping rohani di kompleks pertapaan karmelit yang luas ini.
Dari omongan sekilas dengan beberapa mentornya, kami mendapat kesan baik tentang betapa gembiranya anak-anak remaja katolik ini diajak untuk sejenak ‘lepas’ dari pengawasan orangtua mereka masing-masing dan diajak untuk mereguk keheningan di sebuah lokasi jauh dari keramaian: di Pertapaan Karmelit Tumpang, Malang.
Tidak banyak yang kami ketahui dengan ‘isi’ program kemping rohani itu karena pendeknya waktu kami tukar pikiran dengan beberapa mahasiswa-mahasiswi pengampu program tersebut. Namun yang pasti, dari mereka kami mendapatkan beberapa hal menarik: remaja-remaja kota ini dilatih untuk sejenak bisa hidup mandiri tanpa “kedekatan fisik” dengan orangtua mereka.
Bisa ya? Jawab mereka: ternyata bisa.