Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Ptr. 1:3-9; Mzm. 111:1-2,5-6,9,10c; Mrk. 10:17-27. BcO 2Kor. 8:1-24
Bacaan Injil: Mrk. 10:17-27.
17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” 18 Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. 19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” 20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” 21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” 22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. 23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” 24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” 26 Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” 27 Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”
Renungan:
BEBERAPA minggu yang lalu banyak dimuat berita seorang anak di Semarang mencegat sepeda motor yang naik ke trotoar dengan sepedanya. Ia merasa bahwa trotoar, kaki lima adalah milik para pejalan kaki. Dalam kesempatan lain pedagang kaki lima demo karena dilarang berjualan di kaki lima. Mereka merasa pelarangan itu menghilangkan ruang penghasilannya. Mereka tidak pernah merasa bahwa dengan berjualan di kaki lima mereka telah mengurangi hak para pejalan kaki.
Yesus dalam salah satu sabdaNya mengatakan, “jangan mengurangi hak orang” (Mrk 10:19). Sabda itu disampaikan kepada orang yang datang kepadaNya untuk memperoleh hidup kekal.
Kadang tanpa disadari seseorang gampang mengurangi hak orang lain. Dan saat sudah menikmatinya marah kala yang mempunyai hak mau mengambilnya. Sang anak di semarang teguh menegaskan hak pejalan kaki di trotoar, kaki lima. Keteguhannya membuat pemotor yang lewat pun harus mengundurkan kendaraannya. Marilah kita hormati hak orang, tidak mengurangi hak mereka.
Kontemplasi:
Bayangkan si anak sedang mencegat motor yang melaju di trotoar. Bandingkan dengan sikapmu terhadap hak orang lain.
Refleksi:
Bagaimana menjaga agar hak orang tidak kita kurangi?
Doa:
Tuhan semoga aku bertindak adil dalam hidupku. Semoga aku pun bisa menghormati hak sesamaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan berusaha tidak mengurangi hak orang lain. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)