Awas, Frater KAJ Gadungan Suka Menggondol Barang Berharga Anda

0
16,606 views

BERITA ringkas ini muncul di sebuah medsos jaringan alumni Seminari Mertoyudan. Infonya ringkas, namun menggemaskan.

Intinya, ada seorang pemuda yang konon mengaku bernama Rian dan kemana-mana menyaru diri sebagai calon imam diosesan (frater praja) dari Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).

Kepada umat katolik yang pernah dia temui, “Fr” gadungan bernama Rian ini mengaku pernah menjalani tahun orientasi pastoral (TOP) di Paroki Kalvari Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur. Sebentar lagi, katanya lagi, dia akan menerima tahbisan imamatnya pada bulan Agustus 2016 mendatang. Bahkan seorang imam dari tlatah Keuskupan Bandung menyebutkan frater gadungan ini malah telah berani mendeklarasikan tanggal tahbisan imamatnya yakni 23 Agustus 2016.

Beberapa sumber di para romo diosesan (praja) KAJ mengatakan, memang ada seorang pemuda bernama Rian asal Lampung yang pernah mendaftarkan diri ingin bergabung masuk menjadi seminaris di Tahun Orientasi Rohani (TOR) KAJ di Klender. Namun, ketika diberitahu harus datang ke Jakarta untuk mengikuti serangkaian tes masuk, yang bersangkutan tidak pernah muncul.

Modus operandi

Menurut sumber di Keuskupan Bandung, frater KAJ gadungan yang menyaru diri sebagai calon imam KAJ ini pernah menjalankan modus operandi kriminalnya di Lembang, Bandung.

Karena mengaku kenal dengan beberapa imam di Bandung dan Jakarta, maka pihak Biara St. Maria di Bethlekem milik Ordo Rubiah Tak Bersepatu (OCD) di Lembang dengan suka hati menerima kedatangan “Fr” Rian Pr. Apalagi, dia lagi perlu dan ingin segera  melakukan retret pribadi.

Namun, sejak awal kecurigaan sudah muncul. Kenapa ada seorang frater KAJ ingin melaksanakan retret pribadi secara individual di Lembang, namun  tanpa disertai surat pengantar dari Rektor Seminari Tinggi KAJ.

Namun, sudah kepalang tanggung. Sang “frater” gadungan ini sudah telanjur datang di Lembang dan menyatakan niat sucinya ingin segera melaksanakan retret pribadi.

Ketika seorang imam dari Paroki Lembang, Keuskupan Bandung dan para suster rahib Karmelit ini  tengah melakukan doa adorasi, maka mulailah sang frater gadungan ini melakukan operasi kriminalnya.

Alhasil, dua buah laptop berhasil digondolnya.

Ketika berita di jalur medsos  ini kami mintakan konfirmasi kepada beberapa pastor diosesan KAJ, mereka menjawab tidak kenal dengan sosok pria yang mengaku bernama Rian dan menyaru diri sebagai calon imam diosesan KAJ.

Bahkan seorang imam diosesan KAJ alumnus Seminari Menengah KAJ Wacana Bakti Pejaten malah berujar: “Ditangkap saja, kalau ketemu yang bersangkutan,” ujarnya.

Waspada itu perlu

Tradisi retret para calon imam (frater) yang biasa dilakukan seperti ini:

  • Retret bimbingan tahunan selama delapan hari atau kurang biasanya selalu terjadi dalam sebuah kelompok; bisa bersamaan dengan teman-teman frater seangkatan atau beberapa kelas gabungan.
  • Jarang terjadi sesi retret pribadi, kecuali ada permintaan dan kebutuhan khusus untuk pengolahan diri pribadi agar lebih intensif.
  • Selalu sudah menyertakan seorang pastor pembimbing retret yang telah mereka pilih sebelumnya. Jadi sangat tidak masuk akal, ketika tiba-tiba ada seorang frater datang sendiri ke biara atau rumah khalwat dan menyatakan niatnya ingin melakukan retret pribadi tanpa bimbingan.

Susteran atau rumah-rumah biara katolik sebaiknya melakukan ‘assesment’ singkat terlebih dahulu kepada setiap tetamu yang datang dan menyatakan niatnya ingin menginap. Misalnya, tanyakan identitasnya secara rinci dan lengkap berikut alamat kontaknya.

Kalau dia mengaku diri sebagai imam atau frater diosesan (praja) dari sebuah keuskupan, segera kontak Sekretariat Keuskupan darimana dia berasal untuk memastikan kebenaran ‘pengakuan’ identitasnya ini. Kalau dia seorang imam atau frater dari sebuah tarekat religius tertentu, maka prosedur sama bisa ditanyakan kepada Provinsialat darimana dia berasal dan menjadi anggotanya.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here