KAWAT duka kali ini datang dari dunia pers Indonesia. Baru saja meninggal dunia dengan tenang mantan Pemimpin Redaksi koran nasional berbahasa Inggris The Jakarta Post dan sebelumnya koran Sinar Harapan: Sabam Pandapotan Siagian (1932-2016).
Almahum Sabam pernah ditunjuk menjadi Duta Besar RI untuk Australia kurun waktu 1991-1995. Penunjukan Sabam menjadi Dubes RI untuk Negeri Kangguru ini lebih dilatarbelakangi oleh kerasnya media Australia dan para insan persnya waktu itu yang selalu mengkritisi kebijakan militer dan pemerintahan RI di bekas wilayah provinsinya yang ke-27: Timor Timur (Timtim).
Jakarta waktu itu sangat berkepentingan ingin “menjinakkan” media Australia dan para wartawannya yang selalu memberitakan secara miring apa pun mengenai berita tentang Timtim. Diplomasi pers melalui sosok wartawan senior The Jakarta Post dengan menunjuk alm. Sabam Siagian adalah strategi Presiden Suharto dan Menlu Ali Alatas untuk merebut hati media Australia.
Karena itu, Sabam Siagian lalu dikirm ke Canberra untuk menggantikan posisi Dubes RI untuk Australia Roesman Noerjadin. Selepas meninggalkan posnya di Canberra sebagai Dubes RI untuk Australia, alm. Sabam Pandapotan Siagian kembali ke Jakarta dan menekuni profesi lamanya sebagai wartawan senior untuk The Jakarta Post.
Tugas dan tanggungjawabnya sebagai Duta Besar RI untuk Australia selanjutnya dipegang oleh Wirjono Sastrahandojo yang ditarik dari posnya sebagai Dubes RI untuk Perancis di Paris.
Wirjono yang dikenal santun dan kalem dikirim oleh Deplu RI menuju medan tugasnya yang baru dengan posisi dan tanggungjawab sama: Dubes RI untuk Australia dan berkedudukan di Canberra.
