Pertemuan 37 Direktur Caritas Keuskupan di Forum Direktur Caritas Indonesia KWI

0
1,162 views
Para Peserta pertemuan berpose bersama sebagai rangkaian penutup kegiatan Karitas. (Baskoro/Karina KWI)

SELAMA tiga hari (20-23 Juni 2016), Karina-KWI menyelenggarakan pertemuan Forum Direktur Caritas Keuskupan Seluruh Indonesia. Pertemuan yang diikuti oleh 37 orang Direktur Caritas Keuskupan tersebut dibuka secara resmi dengan ekaristi yang dipimpin oleh Pastor Adrianus Suyadi SJ selaku Direktur Karina KWI.

Pertemuan Forum Direktur Caritas Keuskupan seluruh Indonesia ini merupakan pertemuan tahunan untuk berbagi pengalaman dalam pelayanan sosial kemanusiaan melalui berbagai program dan kegiatan yang dilakukan pada masing-masing keuskupan. Namun pada kesempatan ini, selain sharing pengalaman juga ada sesi pendalaman terkait spiritualitas pelayanan dan pengelolaan lembaga pelayanan.

Spiritualitas pelayanan sosial sudah sepatutnya menjadi kekuatan dalam pelayanan sosial kemanusiaan, sehingga tidak jatuh dalam aktivisme belaka. Begitu juga sebaliknya, spiritualitas tanpa diwujudkan dalam karya pelayanan secara nyata hanya akan jatuh pada liturgis semata.

suasana diskusi kelompok untuk pendalaman materi karitas
Suasana diskusi di Forum Direktur Karitas se Keuskupan Indonesia. (Baskoro/Karina KWI)

Sinergikan karya

Pastor Martinus Chen Pr selaku narasumber mengajak para Direktur Caritas untuk lebih memperhatikan pelayanan kemanusiaan sebagai reksa pastoral yang lebih integral. “Di situ perlu adanya sinergisitas antara kerigma, liturgi, dan diakonia dalam reksa pastoral,” ujar Pastor Chen dari Keuskupan Ruteng.

Dalam diskusi-diskusi pendalaman,  pada umumnya para Direktur Caritas merasakan bahwa dalam reksa pastoral gereja  sampai saat ini lebih cenderung mendikotomi antara karya pelayanan sosial  yang lebih berkaitan dengan hal-hal profan dengan karya pelayanan litugi atau kerigma yang lebih berkaitan dengan iman. Dengan dikotomi tersebut seringkali menciptakan pandangan bahwa urusan pelayanan bidang sosial kemanusiaan terlepas dari urusan iman yang terindikasi pada rajin doa lingkungan dan ke gereja semata.

Methodius Kusumahadi tengah menjelaskan terkait pengelolaan lembaga yang kunci dasarnya berpikir strategis, manajemen strategis dan manajemen opreasional Karina. (Baskoro/Karina KWI)

Pastor Fredy Rante Taruk Pr juga berbagi pengalaman nya berpastoral. Seluruh kebijakan pastoral itu intinya diputuskan oleh pastor dan dewan pastoral. Dengan demikian,  seluruh reksa pastoral tergantung dari wawasan sang pastor itu sendiri lagi menentukan arah kebijakan pastoralnya.

“Dalam pengalaman  bersama rekan-rekan pastor di keuskupan, saya sendiri melihat dalam masa formation calon imam/pastor penting kiranya memperkenalkan secara dini realitas sosial masyarakat dan umat sehingga kelak ketika menjadi pastor mereka sadar betapa pentingnya melakukan pelayanan yang integral (diakonia,kerigma dan liturgia),” tutur Pastor Fredy Rante Taruk Pr

Namun demikian, belum cukup kiranya jikalau pelayanan pastoral yang integral tersebut jika dalam manajemen pengelolaan lembaga karya sosial tidak ditangani secara profesional.

Methodius Kusumahadi dari Yayasan Satunama Yogyakarta yang sudah malang-melintang dalam dunia pengembangan lembaga sosial masyarakat mengingatkan pada peserta pertemuan.

Ada beberapa kunci dasar untuk pengembangan lembaga yang baik.

  • Pertama, berpikir strategis sebagai landasan bertindak yang memiliki dampak panjang dan luas.
  • Kedua; manajemen strategis yang lebih berkaitan dengan kecerdasan pengelolaan lembaga yang efektif dan efisien.
  • Ketiga; manajemen operasional, dimana seluruh perangkat kerja sesuai dengan kerangka logis dan metode-metode yang tepat dalam pelayanan.

Terlepas dari semua kunci dasar tersebut, seluruhnya perlu satu kunci terakhir yakni monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dalam setiap pelayanan dalam lembaga merupakan hal yang sangat penting agar dapat melihat kekurangan dan kelebihan pelayanan yang sudah dilakukan, dengan demikian kita terus memperbaiki yang kurang dan meningkatkan yang sudah baik.

Sebagai lembaga yang mendapat mandat dari Konferensi Waligereja Indonesia untuk menangani bencana, Karina KWI dan Caritas Keuskupan dalam satu dekade sejak berdirinya berusaha saling berkoordinasi untuk menanggani bencana-bencana yang menimpa masyarakat diberbagai daerah secara langsung maupun dengan tindakan preventif bencana melalui berbagai program penguatan dan pemberdayaan pada masyarakat agar resilien terhadap bencana.

Suasana pertemuan Forum Direktur Caritas seluruh Keuskupan di Indonesia. (Baskoro/Karina Sesawi)

Dalam kesempatan ini juga, Karina KWI melaporkan seluruh program dan pemanfaatan dana Aksi Puasa Pembangunan NasionalAPPN yang disalurkan untuk penangganan bencana di berbagai daerah. Dalam paparannya,  Pastor Adrianus Suyadi SJ selaku Direktur Karina-KWI mengucapkan banyak terimakasih pada Keuskupan-keuskupan yang telah berkontribusi mengulurkan bantuan melalui dana APP sebagai wujud solidaritas antar umat beriman dalam pelayanan pastoral Caritas.

Sebagai keluarga Caritas Internasionalis dan Caritas Indonesia kita terus berkoordinasi dan bermitra dalam melakukan pelayanan yang sungguh mencerminkan karya baik Allah dalam dunia melalui gereja. “Kerjasama dan komunikasi yang baik antar Caritas seluruh Indonesia dalam pelayanan melalui program-program pelayanan kiranya saling menguatkan satu sama lain,” lanjut Pastor Suyadi SJ menutup seluruh rangkaian pertemuan ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here