Keuskupan Agung Palembang Youth Day 2016: Usung Sukacita Injil di Tengah Masyarakat

0
2,479 views
OMK Saat Mengikuti Ekaristi

SENIN (20/6), sekitar pukul 18.15, hujan deras dan angin menerpa Bumi Tegalarum, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Sejumlah wilayah masih mengadakan pembukaan Keuskupan Agung Palembang Youth Day (KYD) 2016.

Sejumlah tenda berterbangan. Namun ratusan Orang Muda Katolik (OMK) tetap bertahan di tempat. Mereka mengalaminya sebagai hujan rahmat yang mengiringi perjalanan KYD 2016. Kendala kecil ini kemudian diatasi dengan baik, meski sempat membuat panik.

Keuskupan Agung Palembang Youth Day 2016 (KAPal Youth Day 2016) dimulai Senin hingga Jumat (20-24/6) di Stasi Keluarga Kudus Tegalarum, Paroki Santo Petrus dan Paulus Baturaja, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Kegiatan empat  tahunan ini merupakan kegiatan perjumpaan antar OMK di Keuskupan Agung Palembang untuk saling mengenal dan menjaring teman-teman OMK yang belum aktif di gereja sendiri.

Rangkaian acara KYD 2016 ini dimulai dengan kegiatan pra-KYD berupa pertemuan katekese di masing-masing paroki di Keuskupan Agung Palembang. KYD 2016 ini menggunakan sistem live in, pertama kali dibuat, yaitu hidup bersama keluarga yang baru dikenal.

Persiapan tidak hanya dilakukan bagi Orang Muda Katolik (OMK). Keluarga-keluarga juga disiapkan melalui rekoleksi yang diberikan oleh RD Vinsensius Setiawan Triatmojo, Sabtu (18/6) lalu, di Stasi Tegalarum dan Paroki Batu Putih. Tujuannya agar KYD tahun ini, dengan sistem yang baru, berjalan dengan baik dan lancar.

omk palembang 23
Ki-ka: RP Blasius Sukoto SCJ, Uskup Agung Keuskupan Palembang Mgr. Aloysius Sudarso SCJ menyapa peserta, OMK tekun khitmad mengikuti perayaan ekaristi di bawah tenda.

Live in

Minggu (19/6), diadakan juga rekoleksi untuk panitia KYD 2016 yang diberikan oleh RP Blasius Sukoto SCJ, Moderator Komisi Kepemudaan KAPal. RP Sukoto memotivasi panitia untuk melayani para peserta secara maksimal untuk  mensukseskan perhelatan KYD 2016.

Lokasi live in dibagi menjadi delapan wilayah, dengan tujuh wilayah berada di Stasi Tegalarum, Paroki St Petrus dan Paulus Baturaja dan satu  wilayah di Paroki Sang Penebus Batuputih. Hari Senin (20/6) kegiatan KYD 2016 secara resmi dibuka di wilayah-wilayah.  Sebelumnya, sejak pagi diadakan registrasi dan penempatan para peserta di wilayah-wilayah.

Misa pembukaan KYD di wilayah 7, misalnya, dipimpin oleh RD Paulus Kristanto. Meski masih ada beberapa peserta yang terlambat untuk mengikuti misa, misa ini berjalan dengan baik. Setelah misa, para peserta diajak berdinamika bersama panitia. Setelah itu, diberikan materi dan santap malam bersama.

omk palembang 2
Ki-ka: Walau baru kenal, tapi sudah mau berakrab ria, bergembira bersama, Sutan Bonamora, bersama-sama membersihkan lingkungan.

Kembangkan Sistem Live In

KYD 2016 kali ini menggunakan sistem yang berbeda dari yang sebelumnya, yaitu peserta tinggal bersama dengan penduduk setempat (live in) dan ikut berproses selama berada di rumah penduduk. Peserta juga tinggal bersama teman-teman lainnya dari paroki yang berbeda-beda.

Menurut Sutan Bonamora, Ketua Steering Commitee, untuk menjalani proses selama mengikuti KYD 2016, peserta dibekali dengan lima  katekese yang diberikan selama pra-KYD di masing-masing paroki. “Hal ini bersifat wajib dan menjadi syarat untuk menjadi peserta KYD 2016,” kata Sutan.

Kelima katekese tersebut adalah Sukacita Injil dalam Panggilan Hidup Kristiani/Katolik, Sukacita Injil dalam Gerakan Moral, Sukacita Injil dalam Gerakan Devosional, Sukacita Injil dalam Dunia IT sebagai sarana Evangelisasi dan Sukacita Injil dalam Bingkai Kebhinekhaan.

Sutan mengatakan, dalam proses persiapan pihak panitia telah melakukan audiensi dengan pemerintah Sumatera Selatan serta penduduk di Tegalarum dan Batuputih. Pihak pemerintah Sumatera Selatan menyambut baik KYD, karena merupakan kegiatan yang positif yang melibatkan orang muda.

“Keluarga di Tegalarum dan Batuputih juga sangat senang menyambut orang muda yang akan tinggal di rumah-rumah mereka. Mereka menganggap hal ini sebagai salah satu bentuk pelayanan bagi Gereja,” kata Sutan.

omk palembang 1
Bekerja bersama dengan suasana suka cita dan kompak dalam kegiatan bersama.

Menurut Sutan, persiapan yang tak kalah penting adalah kepanitiaan. Tuan rumah KYD 2016 adalah Dekanat 2. Seharusnya kepanitiaan berasal dari Dekanat 2. Dekanat 2 terdiri dari tujuh paroki, yaitu Paroki Sang Penebus Batuputih, Paroki Santo Petrus dan Paulus Baturaja, Paroki Trinitas Bangunsari, Paroki St Maria Assumpta Mojosari, Paroki Santa Maria Tak Bernoda Tegalrejo, Paroki Para Rasul Kudus Tegalsari dan Paroki Kristus Raja Tugumulyo.

“Namun karena keterbatasan OMK yang berada di Dekanat 2 ini, maka dibentuk sebuah panitia pendukung untuk mem-back up kegiatan ini. Banyak orangtua di lokasi yang ikut serta membantu,” kata Sutan.

Anggota-anggota panitia juga diambil dari volunteer. Tujuan dibentuknya volunteer sendiri sebenarnya bukan hanya untuk kegiatan ini. Volunteer dibentuk untuk jangka panjang, sebuah proses pendampingan yang dilakukan oleh Komisi Kepemudaan untuk menciptakan kader-kader Gereja.

“Jadi KYD 2016 ini merupakan salah satu bentuk praktik dari beberapa pelatihan yang sudah diberikan. Ke depan jika ada kegiatan lagi, lalu kita berikan pelatihan lagi, juga praktik lagi,” tutur Sutan.

OMK wujudkan sukacita Injil

Empat tahun lalu, acara ini diberi nama Temu Akbar OMK KAPal. Lantas di-upgrade menjadi KAPal Youth Day menyesuaikan dengan pertemuan yang terjadi di tingkat nasional dan tingkat dunia.

Menurut RP Blasius Sukoto SCJ, temu akbar ini mengungkapkan kegembiraan dan syukur atas hadirnya orang muda. Keprihatinan diungkapkan dalam tema seperti orang muda belum siap menghadapi IT, bagaimana orang muda mengambil pilihan  hidup: prolife atau prochoice.

“Muaranya pada Injil. Kita ingin bersaksi tentang suka cita Injil di tengah masyarakat, khususnya yang majemuk baik karena etnis, sosial ekonomi, agama maupun keyakinan,” tutur RP Sukoto, moderator Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Palembang.

Tema KYD 2016 adalah Suka Cita Injil di Tengah Masyarakat Indonesia yang Majemuk. RP Sukoto memberikan alasan bahwa berbicara tentang kegembiraan, maka tema syukurnya adalah bersaksi tentang kegembiraan, suka cita Injil. “Kita tidak bisa berbicara tentang Injil, tanpa bicara tentang suka cita. Mengapa? Karena Injil sendiri adalah kabar gembira. Suka cita dibangun dari kesadaran pada hal-hal yang mau dicapai melalui hidup bermasyarakat yang lebih real, berani dan menjawab tantangan di tengah masyarakat yang majemuk.

“Bagaimana kita menjadi saksi, misalnya saksi perdamaian, saksi pengampunan? Tahun ini saksi belas kasih. Itulah suka cita Injil. Karena itu, diharapkan Injil sungguh hidup dalam diri orang muda Katolik dan masyarakat bisa melihat kegembiraan itu,” kata RP Sukoto SCJ.

Untuk membangun kebersamaan tentu saja tidak sekali jadi. Dibutuhkan sejumlah perjumpaan dengan fokus-fokus tertentu yang ingin dicapai. Pertemuan yang terukur baik dengan jumlah maupun dari isinya.

“Untuk itu, butuh keseimbangan antara kuantitas dan kualitas. Dalam acara tahun ini, yang diunggulkan adalah kualitas. Jadi kuantitas bukan yang pertama. Maka terjadilah proses eliminasi alam dan pembangunan motivasi. Yang datang bukan hanya ikut-ikutan, tapi harus mengikuti proses yang berjalan.  Dengan demikian, kredibilitas panitia tidak dipertanyakan,” kata RP Sukoto.

Ia berpesan, agar orang muda datang dengan membawa kegembiraannya dan membawa keprihatinan dari tempat-tempatnya. Tetapi yang ingin dibangun adalah kegembiraan yang punya dasar dari semangat Injil.

“Jadi tidak hanya euforia kegembiraan pribadi, tapi kita bagi dengan lingkungan dan membangun kebersamaan dengan masyarakat,” tandas RP Sukoto SCJ.

Tim reportase:  Silvia Kuswanti, Aldian Sinurat, Indra,  dan Wahyu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here