Eusebius Vercelli,
Petrus Yulianus Eymard
warna liturgi Hijau
Bacaan
Yer. 30:1-2,12-15,18-22; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Mat. 14:22-36. BcO Yl. 2:12-17
Bacaan Injil: Mat. 14:22-36.
22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. 27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” 29 Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” 31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” 32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. 33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” 34 Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. 35 Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. 36 Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Renungan:
BAGI kebanyakan orang pulang ke rumah sebagai sesuatu yang menyenangkan. Kala kerja, kala tugas luar kota selesai orang pun ingin segera pulang. Namun ada juga orang yang malas untuk pulang karena tidak nyaman di rumah, atau lagi intens mengikuti dan mengerjakan sesuatu. Kerinduan untuk pulang rasanya mulai hilang pada orang tersebut.
Yesus menyuruh orang-orang yang mengikutiNya untuk pulang. “Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang” (Mat 14:22). Mereka disuruh pulang agar berjumpa dengan keluarganya. Ia tidak ingin mereka selalu mengikutiNya lalu melupakan keluarganya.
Rasa saya kita pun perlu untuk pulang. Pulang dan bertemu dengan keluarga. Apapun kesibukannya kita perlu mengagendakan diri untuk pulang. Ketika pulang kita akan bertemu dengan keluarga. Pertemuan tersebut menjadi kesempatan untuk menimba aura positif dari keluarga dan rumah kita. Jangan pernah kehilangan kerinduan untuk pulang.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu berada di tempat yang jauh dari rumahmu. Lama anda berada di sana. Telitilah kerinduanmu untuk pulang.
Refleksi:
Apa arti pulang bagimu?
Doa:
Tuhan terima kasih aku masih mempunyai tempat untuk pulang. Semoga aku tetap menjaga kerinduanku untuk pulang. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengagendakan kepulanganku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)