Jumat, 5 Agustus 2016
Pekan Biasa XVIII
Nah 1:15;2:2;3:1-3.6-7; MT Ul 32:35cd-36ab.39abcd.41; Mat 16:24-28
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
DALAM Injil hari ini Yesus menantang kita menjadi sahabat sejati-Nya. Itu ditandai dengan kerelaan memikul salib-Nya sepanjang waktu, bahkan di saat-saat buruk.
Tentu, itu tidak pernah mudah. Namun kita tak dapat menolaknya. Bahkan Yesus bersabda, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”
Kini kita sadari bahwa hidup Kristiani kita sungguh suatu pertempuran terus-menerus. Namun demikian, siapa yang bertahan sampai akhir akan selamat dan berbuah berkah. Kita sungguh tidak dapat mengharapkan beroleh kemuliaan abadi penuh sukacita jika kita tidak menumpahkan darah dan air mata kita di bumi demi Kristus dan kebaikan sesama. Maka jangan salah dengan berharap hidup mudah dan bungah untuk diri sendiri. Jika demikian maka kita berakhir dalam keputusasaan mengenaskan dan kehampaan!
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus kita belajar memikul salib kita. Di sana kita ingin menyangkal diri, memanggul salib dan mengikuti Dia. Apakah kita ingin mengikuti Dia dengan setia dengan kehilangan nyawa kita?
Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami mencari perkara-perkara yang di atas yang kekal abadi. Berilah kami keberanian untuk memikul salin dan mengikuti langkah-Mu selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)