Senin, 3 Oktober 2016
Pekan Biasa XXVII
Gal 1:6-12; Mzm 111:1-2.7-9.10c; Luk 10:25-37
Pada suatu ketika seorang ahli kitab berdiri hendak mencobai Yesus, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” … “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Benar jawabmu itu. Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.”
MARI kita mulai refleksi kita dan meditasi ini dengan mohon pada Yesus Kristus agar menolong kita menjadi seperti orang Samaria yang baik hati seperti diwartakan dalam Injil hari ini. Orang Samaria yang baik hati itu telah mengasihi sesamanya melebihi kasihnya pada dirinya sendiri. Sungguh kita harus mengasihi Allah dan sesama kita di atas semua yang lain. Kita harus mempraktekkan itu dengan baik dalam hidup kita.
Mungkin sebagian besar dari kita seperti para pendengar Yesus, menerima bahwa kita perlu mengasihi dan melayani Allah, dan menaati perintah-perintah-Nya; namun saat harus mengasihi sesama, kita gagal melakukannya. Kasih sejati dan senyatanya tanpa batas.
Dalam perumpamaan itu, korban kekerasan itu menerima bantuan dari seseorang yang dianggap sebagai lebih rendah dan musuh, yakni orang Yahudi terhadap orang Samaria. Kendati demikian, orang Samaria itulah yang oleh Yesus diangkat sebagai pahlawan dalam perumpamaan itu. Di sini kita ingat sabda Yesus yang meminta kita agar mengasihi musuh. Yesus menghendaki agar kita melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan-Nya pada salib. “Pergi dan perbuatlah demikian” sabda-Nya pada kita.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus yang menghendaki kita menghayati kasih pada sesama terinspirasi oleh kasih yang ditunjukkan-Nya pada kita pada kayu salib. Ia telah mengasihi kita bahkan wafat demi kita. Saat kita tak berdaya sekarat dan terasing dari persahabatan dengan Allah karena dosa kita, Ia berbelas kasih dan menolong kita. Itulah kasih yang diinginkan Yesus agar kita perbuat. Apakah kita melakukan hal yang sama seperti Dia lakukan bagi kita pada kayu salib?
Tuhan Yesus Kristus kami mohon ampun karena gagal mengasihi sesama dalam cara yang sama yang telah Kau lakukan pada kami melalui salib-Mu. Teguhkanlah kami agar lebih mampu seperti Dikau, menjadi orang Samaria yang baik hati kepada semua yang kami jumpai kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)