Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan
Gal. 4:22-24,26-27,31-5:1; Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7; Luk. 11:29-32. BcO Sir. 11:11-28
Bacaan Injil: Luk. 11:29-32.
29 Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 30 Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 31 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! 32 Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”
Renungan:
SUATU kali seseorang meninggalkan kekasih bahkan keluarga yang sangat dicintainya. Selama hidupnya ia memberikan cintanya kepada mereka. Namun setiap hari mereka selalu menghadiahinya dengan pertanyaan yang dilandasi ketidakpercayaan. Mereka pun selalu menuntut tanda padanya. Makin hari dia makin tidak kuat, maka ia pun meninggalkan orang-orang yang dicintainya.
Yesus telah mencurahkan kasih-Nya kepada orang-orang di sekitarnya. Banyak sabda dan karya-Nya diberikan kepada mereka. Banyak orang sakit disembuhkan, bahkan yang mati pun dibangkitkan. Namun mereka tetap saja meminta tanda. Yesus pun jengkel dengan mereka, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus” (Luk 11:29).
Kasih mengandaikan adanya kepercayaan. Kepercayaan itu yang mengikat kuat kasih seseorang. Ketika kepercayaan itu hilang maka kasih pun terancam. Memang mungkin ada hal-hal yang bisa menggerus kepercayaan itu. Namun rasanya bagi mereka yang terikat kasih dipanggil untuk terus mempertebal kepercayaan dan menepiskan hal-hal yang menggerus kepercayaan.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Lihatlah bagaimana dirimu menebalkan kepercayaan dengan pasanganmu.
Refleksi:
Bagaimana menjaga kepercayaan dan tidak tergoda untuk selalu meminta tanda?
Doa:
Tuhan kasih-Mu luar biasa. Aku percaya akan kasih-Mu. Semoga aku pun selalu mampu membangun kepercayaan akan kasih dalam hidup harianku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mempertebal kepercayaan dan meminggirkan keinginan untuk selalu mendapatkan tanda. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)