Sabtu, 15 Oktober 2016
Pekan Biasa XXVIII
PW S. Teresia dari Avila, Perawan dan Pujangga Gereja
Ef 1:15-23; Mzm 8:2-3a.4-7; Luk 12:8-12
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, akan diakui pula oleh Anak Manusia di depan para malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal pula di depan para malaikat Allah.”
DI beberapa saluran televisi kita memiliki program “stand up comedy”. Mereka bicara tentang apa saja yang membuat setiap orang tertawa. Semua tampak bahagia.
Kadang saya berpikir tentang suatu “stand up comedy” sebagai “stand up homily” untuk para imam dan “stand up testimony” (tentang iman) sebagai anak-anak Allah. Kita melakukan itu dalam hidup sehari-hari. Lalu itu akan menjadi suatu sikap teguh demi Yesus Kristus.
Ya, kita menyadari bahwa kadang amat sulit memperkenalkan Yesus pada sesama. Kadang kita pikir tentang kemungkinan kemartiran dan kita ragu apakah kita akan setia pada Yesus Kristus jika itu berarti kita harus mati. Sesungguhnya kita tidak sungguh berpihak pada Yesus Kristus saat tak ada kemungkinan untuk kemartiran.
Contoh sederhana adalah kita sering mengalami kesulitan hanya untuk membuat tanda salib di ruang publik. Itu adalah hal yang sederhana yang dapat kita buat untuk berpihak pada Yesus Kristus.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus kita dapat belajar untuk berpihak pada-Nya. Di sana kita bersaksi atas iman kita dengan hidup kita.
Tuhan Yesus Kristus anugerahilah kami rahmat untuk bertahan dalam iman kami. Kobarkanlah hati kami dengan kasih yang lebih besar pada-Mu hingga kami dapat menjadi saksi sejati atas kasih-Mu. Bukalah hati kami bagi Roh Kudus-Mu hingga kami hidup sebagai orang Kristiani sejati kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)