Pada akhir kutipan bacaan ini masih ditambahkan, bila dua orang atau lebih memohon kepada Bapa, maka permintaan itu pasti akan dikabulkan. Gagasan yang mendasarinya begini: bila pendapat satu orang mengenai apa yang baik bagi kehidupan umat diterima oleh orang lain sebagai pendapat yang jujur dan bisa dipertanggungjawabkan, maka pendapat tadi dijamin sejalan dengan yang dikehendaki oleh Yesus sendiri. Dan permohonan yang diungkapkan dengan dasar ini pasti dikabulkan Bapa.
Permohonan bersama yang dikatakan pasti dikabulkan seperti di atas tidak dapat dipisahkan dari sikap saling percaya. Digarisbawahi dimensi horizontal iman kepercayaan.
Di situ besar artinya hubungan antara “umat dan diriku”. Dimensi vertikal, “Tuhan dan diriku”, saja belum utuh. Juga diberikan gambaran tentang iman yang dapat melegakan dan bukan yang mengekang. Sikap iman yang merdeka ini membuat orang berani mencari kebenaran bersama dan berani pula mempercayai satu sama lain.
Iman bukanlah kesediaan mengiakan begitu saja pernyataan-pernyataan doktrin, bukan pula melaksanakan aturan-aturan secara ketat. Memang kejujuran dan ketulusan dipersyaratkan.
Iman kristiani itu memang sepenuhnya pemberian dari atas, seutuhnya anugerah ilahi, tetapi pertumbuhan yang utuh bergantung pada kesediaan manusia mengembangkannya bersama-sama dalam komunitas, dalam umat. Inilah kreativitas iman yang hidup.
Umat yang memiliki integritas juga mempunyai peluang lebih untuk berbicara dengan kelompok masyarakat luas. Pembicaraan bukan hanya pada taraf rumusan-rumusan doktrin kepercayaan dan ibadat, melainkan langsung terarah pada penanganan masalah-masalah bersama di masyarakat. Integritas umat adalah sumbangan terbesar bagi masyarakat majemuk di negeri kita ini.