WKRI DPC Purworejo: Rasanya Plong Usai Empat Hari Seminar Penyembuhan Luka Batin

0
985 views
Para peserta seminari penyembuhan luka batin yang diampu oleh ibu-ibu WKRI Cabang Purworejo, Jateng. (Ist)

INI kabar apik yang datang dari  WKRI Cabang Purworejo sebagaimana ditulis oleh Esti Leonard, anggota DPC WKRI Cabang Purworejo. Bersama  BPPKK (Badan Pelayanan Pembaharuan Karismatik Katolik) Kevikepan DIY, WKRI Cabang Purworejo di Keuskupan Purwokerto baru saja menyelenggarakan sebuah seminar bertema penyembuhan luka batin.

Awalnya, tulis Esti, sudah miris duluan saat membayangkan mau mengikuti seminar penyembuhan luka batin. Kita terbayangkan bahwa nantinya yang menjadi peserta adalah orang-orang yang terluka batinnya. Mereka bisa jadi orang-orang aneh, depresi, stres, dll.

Yang terjadi sebenarnya bukan seperti yang kita bayangkan. Bukan mereka yang menderita luka batin. Melainkan, peserta bisa datang dari siapa saja:  orangtua, anak, suami/istri, teman, saudara, dsb.

Akhirnya, WKRI Cabang Purworejo bersama BPPKK Kevikepan DIY pada hari Kamis, 20 Oktober s.d. Minggu, 23 Oktober 2016 pukul 17.00 – 21.30 sukses mengadakan seminar penyembuhan luka batin dengan tema “Maukah Engkau Sembuh?”.

Susah mencari peminat

Awalnya, tulis Esti, sungguh tidak mudah bisa mencari peserta seminar sejumlah 60 orang. Mungkin karena takut judulnya atau bisa juga karena harus empat hari ( tiap sore hingga malam selama 4 hari). Dengan berbagai cara menghubungi sana sini akhirnya puji Tuhan, jumlah tersebut akhirnya terpenuhi. Sejak awal memang ditargetkan peserta maksimal 60 ibu supaya bisa terdampingi dengan baik. Peserta dibagi dalam kelompok-kelompok kecil antara 5-6 orang yang didampingi fasilitator dari BPPKK.

Pada hari Kamis, 20 Oktober acara diawali dengan pembukaan, perkenalan, sambutan, dan doa dilanjutkan sesi 1 pemahaman luka batin.

Luka batin itu bisa karena kita disakiti atau kita menyakiti, tidak menerima diri atau orang lain baik tindakan maupun perkataan. Ciri-ciri orang yang punya luka batin antara lain: tawar hati/ apatis, acuh tak acuh, cuek, murung, mudah tersinggung, mudah marah, kata-katanya tajam, tindakannya kasar/keras/sadis/kejam, suka menyendiri, tertutup, sulit bergaul, mudah curiga, ngeyel, tidak bersemangat, emosi labil, sulit berdoa, sulit mengampuni, minder, merasa diri tak berguna, frustrasi/ selalu ingin mati, dll.

Sesi 2 bicara tentag diagnosa luka batin. Pada sesi ini,  peserta sharing pengalaman luka yang pernah dialaminya dalam kelompok. Acara ditutup dengan doa malam.

seminar-penyembuhan-luka-batin-wkri-purworejo-2
Penyembuhan luka-luka batin oleh kuasa Tuhan Yesus melalui imam dalam Sakramen Rekonsiliasi tanda kerahiman Allah. (Ist)

Yesus, Sang Penyembuh

Hari kedua, Jumat, 21 Oktober sesi 3 diisi dengan materi Yesus Sang Penyembuh. Jika seseorang mempunyai komitmen yang kuat terhadap firman Allah (Mat 5:44 kasihilah musuhmu) maka ia akan sembuh. Seorang yang telah hidup baru dapat mendeteksi luka batin pada dirinya dan ia memiliki “daya sembuh” dalam dirinya sendiri.

Acara dilanjutkan dengan sesi 4  “Maukah Engkau Sembuh?”  Untuk bisa sembuh,  tentu kita harus mempersiapkan rohani kita dengan baik, pasrah pada Allah dan benar-benar percaya, berdoa dengan tujuan untuk sembuh, bertahan dalam proses penyembuhan, dll. Hari kedua ini ditutup dengan pengakuan dosa (Sakramen Rekonsiliasi). Bertobat menjadi langkah awal persiapan rohani peserta yang ingin sembuh.

Hari ketiga Sabtu, 22 Oktober. Sesi 5 berisi paparan tenang “Penyembuhan sebagai Sebuah Proses”. Bahwa proses penyembuhan itu dimulai dari pembaruan hubungan dengan Allah dan sesama. Acara dilanjutkan dengan pembasuhan kaki, sebagai sarana membaharui relasi dengan sesama, dilanjutkan pelayanan doa, kesaksian-kesaksian, dan doa malam.

Hari keempat, Minggu, 23 Oktober. Diawali sharing kelompok tentang pembasuhan kaki. Sesi 6  tentang “Menjaga Kesehatan dan Daya Tahan”.

Menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh sangat penting untuk penyembuhan. Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Sesi 7 bicara tentang “Mengikuti Yesus dengan Tulus Hati”. Acara ditutup dengan misa kudus yang dipimpin Romo Abba.

Para peserta seminar mengatakan bahwa setelah mengikuti seminar ini rasanya lega alias plong, lebih semeleh, lebih sabar, bisa memaafkan yang bersalah kepada kita. Doa Mujizat menjadi doa yang paling berkesan.

Demikian info dari WKRI Cabang Purworejo, salam sukses.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here