Kebanyakan orang berpikir cinta merupakan penyebab relasi yang baik. Padahal, cinta adalah hasil dari sebuah relasi yang baik antara dua insan.
Demikian disampaikan oleh Alan Loy McGinnis pengarang buku The Romance Factor. Alan menyebutkan kalau kebanyakan orang berpikir sebaliknya.
Memang benar untuk menciptakan sebuah relasi diperlukan suatu daya pikat awal. Tapi kedalaman dan mutu relasi tersebut yang akan menentukan perasaan dan emosi yang tercipta.
Alan mencontohkan kalau ada seorang pengusaha muda sukses yang suka berpestapora untuk menutupi rasa sepi di hatinya. Suatu hari pengusaha tersebut bertemu dengan gadis muda yang baru lulus sekolah menengah atas. Si pengusaha banyak bercerita dan si gadis mendengarkan dengan penuh minat.
Singkat kata, si pengusaha tertarik pada si gadis karena sikap tanggap dan perhatiannya. Selanjutnya mereka sering janjian bertemu dan makin akrab.
Si pengusaha yang sempat berjanji tak akan menikah sebelum usia 30 tahun tiba-tiba merasa menemukan orang yang tepat diajak hidup hingga akhir hayatnya. Saat itu umur si pengusaha 29 tahun.
Si gadis tahu betul bagaimana mengipasi api cinta yang kecil hingga berkobar-kobar. Ia tidak menunggu cinta jatuh dari langit. Ia menciptakan hubungan. Dan cinta adalah buah yang wajar dari usaha itu.
Cinta bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit ataupun tercipta dari panah si malaikat cinta Cupid. Cinta adalah sesuatu yang dapat kita ciptakan.
Jika kita belajar menciptakannya maka kita akan menguasai salah satu keahlian terpenting dalam hidup, yakni kemahiran mencinta.
Sumber : SEHATNEWS.COM