Sabda Hidup: Kamis, 2 Februari 2017

0
1,357 views

Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah

warna liturgi Putih

Bacaan

Mal. 3:1-4 atau Ibr. 2:14-18; Mzm. 24:7,8,9,10; Luk. 2:22-40. BcOKel 13:1-3a, 11-16

Bacaan Injil: Luk. 2:22-40.

22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, 24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri?,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” 36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, 37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. 38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. 39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. 40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Renungan

SEORANG pemandu bakat bisa mengenali siapa orang yang akan bersinar pada saatnya. Ia tahu anak tertentu akan menjadi pemain bola yang hebat. Maka walau masih anak-anak dia pun berani mengontrak anak tersebut. Ada semacam kepekaan para pemandu untuk menangkap signal yang dia butuhkan.

Simeon menantikan kehadiran Mesias. Ia pasti mempelajari ciri-ciri Mesias tersebut. Bertahun-tahun ia menantikan kedatangan-Nya. Ketika ia bertemu dengan Yesus yang dipersembahkan ia langsung mengenali bahwa yang ditemuinya adalah Mesias. Masa penantian dan pembelajarannya membuatnya peka menangkap kehadiran Mesias.

Sering kita pun menantikan sesuatu. Sering juga ketika yang kita nantikan datang kita tidak menyadarinya. Menanti tidak cukup hanya dengan menunggu. Supaya kita tidak kehilangan momen untuk mengenali yang kita nanti kita pun perlu mengisi penantian kita dengan mempelajari yang kita nanti. Pembelajaran itu mengolah kepekaan kita untuk mengenali yang kita nanti.

Kontemplasi

Bayangkan dirimu lagi menantikan sesuatu. Ketika ia datang apakah anda menyadarinya.

Refleksi

Tulislah apa yang anda lakukan ketika menantikan sesuatu.

Doa

Tuhan semoga aku tidak lengah melihat kehadiran yang aku nanti. Semoga aku memiliki kepekaan Simeon. Amin.

Perutusan

Aku akan mengisi penantianku dengan aneka pembelajaran yang mendukung.-nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here