Ada seorang aktivis kemanusiaan yang rajin mengunjungi mereka yang mengalami penindasan. Biasanya ia mengajak mereka untuk berbicara dari hati ke hati. Kalau ada persoalan yang mereka hadapi, ia akan membantu mereka untuk mencari solusi.
Bagi masyarakat yang dikunjungi, kehadiran aktivis itu sungguh-sungguh membantu mereka. Mereka dapat memperjuangkan hak-hak mereka. Mereka tidak perlu takut untuk menyuarakan pendapat mereka.
Aktivis itu pun bekerja dengan sukarela. Ia tidak meminta bayaran atas bantuan-bantuan berupa pendapat-pendapat yang diberikannya. Baginya, ia wajib memberikan pertolongan bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan hidup. Tidak boleh ada orang yang mengalami penindasan dalam hidup ini.
”Bukankah setiap orang memiliki harkat dan martabat yang sama? Setiap orang punya hak untuk mengalami suasana bebas,” katanya.
Karena itu, ia tak henti-hentinya mengkampanyekan persamaan hak. Ia tidak takut ditangkap. Baginya, kalau pihak keamanan menangkap dirinya karena memperjuangkan orang kecil, itu merupakan resiko suatu perjuangan. Ia harus mampu mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya.
Artinya, orang mesti terus-menerus merefleksikan hal-hal yang mendasari perjuangannya. Orang mesti berani bertanya diri tentang motivasi yang menyertai perjuangannya.”
Mengapa mau melakukan?
Sahabat, beranikah Anda memperjuangkann hak-hak sesama Anda? Kalau ada sekelompok orang yang hidup di sekitar Anda mengalami penindasan, beranikah Anda datang untuk membantu mereka? Saya yakin, Anda akan mau. Anda akan menghadapi persoalan sesama Anda itu, meskipun akan ada risiko yang terjadi.
Persoalannya, mengapa Anda mau melakukan hal itu? Apa motivasi yang membara dalam diri Anda untuk memperjuangkan hak-hak sesama Anda itu? Nah, motivasi ini yang mesti Anda temukan. Kalau motivasi Anda hanya mau ikut arus saja, saya yakin Anda tidak akan lama memperjuangkan sesama Anda. Ketika ada tantangan yang menghadang, Anda akan lari terbirit-birit. Atau kalau tidak ada tantangan, Anda akan mudah bosan.
Untuk itu, setiap orang mesti memiliki motivasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Seorang ibu yang memelihara dan membesarkan anaknya yang cacat, misalnya, memiliki cinta kasih sebagai motivasi yang memacu dirinya. Kalau dia tidak memiliki cinta kasih yang besar dan mulia, mungkin anaknya yang cacat itu sudah ia buang ke sungai.
Karena itu, dalam perjuangan orang juga perlu mengadakan penegasan roh. Artinya, orang mesti terus-menerus merefleksikan hal-hal yang mendasari perjuangannya. Orang mesti berani bertanya diri tentang motivasi yang menyertai perjuangannya.
Mari kita temukan motivasi yang baik dan indah dalam setiap perjuangan hidup kita. Dengan demikian, kita menemukan betapa indah hidup ini bagi diri kita dan sesama. Tuhan memberkati.