Sabda Hidup: Minggu, 12 Maret 2017

0
2,459 views

HARI MINGGU PRAPASKAH II

warna liturgi Ungu

Bacaan

Kej. 12:1-4a; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22; 2Tim. 1:8b-10; Mat. 17:1-9. BcO Ul 18:1-22
Bacaan Injil: Mat. 17:1-9

1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. 2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. 3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia 4 Kata Petrus kepada Yesus: “Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” 5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.” 6 Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. 7 Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: “Berdirilah, jangan takut!” 8 Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorangpun kecuali Yesus seorang diri. 9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: “Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorangpun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”

Renungan

BERADA dalam suasana kemenangan, berkuasa dan kemuliaan tentu menyenangkan. Sering orang tidak ingin segera melepaskannya. Ia ingin berlama-lama menikmatinya. Tidak sedikit pula yang menyiapkan aturan agar saat tidak berkuasa masih bisa menikmati fasilitas kekuasaannya.

Yesus mengajak perwakilan para murid untuk naik gunung dan berdoa. Mereka pun menikmati kemuliaan Yesus di atas gunung tersebut. Petrus pun mengusulkan untuk tinggal sejenak di situ dengan mendirikan tiga tenda. Namun Tuhan mengajak mereka turun gunung dan menjalankan tugas perutusan yang mesti dijalankan.

Kemuliaan dan segala fasilitas yang kita dapat bukanlah untuk kita nikmati dengang ongkang-ongkang kaki. Semua itu ada untuk mendukung karya pelayanan kita. Maka rasanya bukan hanya duduk bersantai menikmati semuanya tapi kita diundang bergerak memanfaatkan semua yang kita terima demi pelayanan dan perutusan.

Kontemplasi

Ingatlah fasilitas-fasilitas yang diberikan kepadamu. Bagaimana anda menggunakannya untuk perutusanmu.

Refleksi

Tulislah pengalamanmu menggunakan fasilitas untuk perutusanmu.

Doa

Tuhan terima kasih atas rahmat yang telah Kauberikan. Semoga aku selalu semangat menggunakan rahmatMu untuk pelayanan. Amin.

Perutusan

Aku tidak akan hanya menikmati rahmat  tapi membagikannya bagi pelayanan. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here