GEREJA berharap agar Lembaga Pendidikan Katolik dalam hal ini TK dan Sekolah Dasar St Maria Gianyar Bali memiliki keunggulan-keunggulan yang meliputi pembinaan pribadi manusia secara utuh dan warisan budaya. Harapan besar bisa meraih keunggulan dalam ajaran kebenaran dan integritas itu salah satunya dicapai melalui mengedepankan semangat pluralisme. Ini tampak nyata dalam kegiatan pawai Ogoh-Ogoh TK maupun SD St Maria dalam rangka menyongsong Hari Raya Nyepi pada hari Selasa 28 Maret 2017 pekan depan.
Pembinaan pribadi secara utuh bertujuan agar para peserta didik tidak hanya memperhatikan tujuan akhir manusia, tetapi juga kesejahteraan umum. Secara konkret, sekolah katolik membina peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuan bakat-bakat fisik, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan budaya secara harmonis.
Menjunjung dan melaksanakan etos kerja tinggi yang nampak dalam penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan dengan ciri-ciri, antara lain disiplin, tertib, jujur, bertanggungjawab, terencana, obyektif dan konsisten. Karena itu, sekolah katolik hendaknya mengedepankan pluralitas yang mengakui adanya keberagaman dan perbedaan latar belakang peserta didik dalam hal suku, bahasa, budaya, agama, ras, dan status sosial ekonomi.
Salah satu upayanya melalui pendidikan multikultural, yaitu pendidikan yang membimbing peserta didik untuk memahami kemajemukan budaya yang ada dalam masyarakat. Juga program yang mendorong mereka bisa memahami dan mengikuti usaha-usaha masyarakat yang bertujuan mempererat hubungan antara berbagai kelompok budaya.
Ciri Katolik dari suatu sekolah katolik nampak dalam konsep kristiani tentang hidup yang terpusat pada Kristus. Maksudnya adalah Kristus menjadi pondasi dari kegiatan pendidikan di sekolah katolik.