Gereja Katolik ‘Kemasukan’ Simpatisan Kelompok Radikal: Ini Hoax Habis

4
6,318 views

SEPANJANG Kamis malam tanggal 20 Apri 2017 ini telah muncul kabar-kabur yang intinya mengatakan ini: hati-hati dan waspada, karena Gereja Katolik di Keuskupan Palembang telah ‘kesusupan’ oknum dari kelompok radikal.

Info sas-sus itu konon telah muncul di grup internal para imam di Keuskupan Pangkal Pinang mengutip sumber-sumber di Keuskupan Agung Palembang.

Redaksi Sesawi.Net  pada hari Kamis menjelang ganti hari ini sengaja mengontak dua pastor di Keuskupan Pangkal Pinang yang mengetahui kabar-kabur tersebut.

Berikut ini keterangan dari pastor diosesan di Pangkal Pinang agar info sas-sus itu bisa kita dudukkan pada proporsinya.

  1. Peristiwa pertama: memang benar ada seorang mantan OMK yang telah mengadopsi keyakinan religius lain, apa pun itu motivasinya. OMK tersebut tengah mendapat pendampingan.
  2. Peristiwa kedua: ada seorang aktivis ormas katolik telah pulang kampung di Palembang setelah sekian lamanya tidak mudik. Saat mengikuti serangkaian misa Trihari Suci di Palembang, kebetulan saja si  pemuda ini suka membawa ransel kemana-mana sehingga ia dicurigai petugas keamanan internal gereja.
  3. Jadi,  itu merupakan dua peristiwa berbeda dengan  konteks peristiwa yang juga berbeda pula.
  4. Hoax telah menjadikan kedua peristiwa itu lalu sengaja  ‘digabungkan’ dengan juga ditambah-tambahi bumbu pemanis lainnya biar mengesankan lebih heboh.

Jadi, harus ekstra hati-hati membaca ‘berita’ di jalur medsos.

4 COMMENTS

  1. Jgn sampai kita kebobolan utk berita2 medsos, kita kira hoax pdhal betulan. Patut kita cermati: (…) 11,5 juta org Indonesia saat ini brpotensi melakukan tindakan2 radikal (Survey Wahid Foundation. Tempo.co, 21/4 2017).

    • Riset itu benar. Yang mau dikatakan dalam berita kami itu adalah seperti ini. Bahwa ada dua kejadian dengan dua ‘pelaku’ dengan konteks peristiwa yang sama sekali berbeda. Penulis ‘infomasi hoax’ yang beredar di medsos itu telah mencampuradukkan dua peristiwa dengan dua orang berbeda dengan konteks peristiwa yang berbeda itu menjadi satu rangkaian cerita. Lalu informasi itu diolah sesuai persepsinya sendiri bahwa seolah-olah sudah terjadi ‘penyusupan’ dan karenanya kita harus hati-hati waspada. Cara pikir seperti itulah yang ingin kami luruskan dan meletakkan dua peristiwa itu pada proporsinya. Namun, terima kasih atas atensinya Bang Jonner.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here