Imam Besar

0
504 views

“Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga.” (Ibr 7, 26)

IMAM Besar merupakan satu istilah yang hangat dibicarakan dalam media beberapa hari yang lalu. Imam Besar merupakan istilah yang berkaitan dengan kehidupan beragama, khususnya kepemimpinan dalam hal tata peribadatan. Juga berkaitan dengan gelar yang dimiliki oleh seorang pemimpin imam-imam lainnya.

Istilah ini jarang terdengar dalam kehidupan umat kristiani, entah dalam hal tata cara peribadatan maupun dalam soal kepemimpinan. Yang sering menjadi bahan sharing dan refleksi adalah fungsi imam yang melekat dalam diri umat beriman. Salah satu pertanyaan reflektif adalah, “Adakah imam di rumahmu?”

Imam tidak hanya menunjuk pada sebuah gelar atau jabatan yang dimiliki seseorang yang ditahbiskan. Imam juga menunjuk pada sebuah fungsi dalam diri setiap orang beriman, yakni fungsi pengudusan. Tugas atau peran seorang imam adalah menguduskan, baik diri sendiri maupun orang lain. Bagaimana seseorang bisa menguduskan orang lain, kalau dirinya sendiri tidak kudus? Maka fungsi atau peran sebagai imam menuntut setiap orang untuk selalu menguduskan diri, dengan berusaha untuk hidup saleh, tanpa salah dan tanpa noda.

Kesalehan tentu tidak diukur berdasarkan pakaian atau asesoris agamis yang dipergunakan. Kesalehan seseorang mengalir dari kedalaman imannya akan Allah, kekayaan hidup rohani dan spiritualnya, kebiasaan rutin doa dan peribadatannya yang tulus, kesediaannya untuk mewujudkan kebaikan, kebenaran dan kasih dalam kehidupan bersama. Betapa tidak mudah untuk menguduskan diri sendiri, apa lagi menguduskan orang lain. Betapa tidak mudah juga untuk menemukan imam dalam kehidupan keluarga saat ini.

Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat.

Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here