Pekan Komsos Nasional ke-51, Keuskupan Purwokerto Jadi Tuan Rumah

0
287 views
Kesenian tari tradisional Dolalak / Foto : KR Yogya

KEUSKUPAN Purwokerto kali ini didapuk menjadi tuan rumah Pekan Komunikasi Sosial Nasional ke-51 (PKSN ke-51). Gelaran yang bakal berlangsung mulai 21 Mei dan memuncak pada Perayaan Ekaristi Minggu 28 Mei ini bakal diisi dengan berbagai kegiatan. Pelatihan menulis kreatif, lomba debat antarsekolah, melukis, workshop pembuatan video, seminar komunikasi sosial, dan seminar literasi media bakal meramaikan kegiatan sepekan ini.

Ketua Komisi Komsos Keuskupan Purwokerto RD Teguh Budiarto menyebutkan, momen PKSN ini juga menjadi kesempatan untuk membangkitkan kembali kesenian lokal Banyumasan.

“Pada acara pembukaan, kami akan tampilkan kesenian Banyumas berupa buncis, kentongan, ndolalak (dolalak). Bahkan saat Ibadah Ekaristi Pembukaan, kesenian calung, gamelan, keroncong serta ditampilkannya penari lengger diharapkan akan meramaikan suasana,”ujar Teguh di Purwokerto, Rabu (17/5/2017). Di malam budaya, 27 Mei, bakal ada wayang wahyu, sebuah pertunjukan wayang kulit yang ceritanya diambil dari kisah yang ada dalam Alkitab.

Allah yang hadir
PKSN ke-51 kali ini mengambil tema “Jangan Takut, Aku Besertamu : Komunikasi Harapan dan Iman”. Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KomsosKWI) RD Kamilus Pantus menyebutkan, tema ini mengajak semua orang beriman melihat bagaimana cara Tuhan bekerja kepada manusia.

“Dia bukan Allah yang membiarkan, memisahkan diri, melainkan Allah yang ada bersama manusia. Dia aktif hadir menolong manusia agar berani menyampaikan harapan dan iman kepada sesama manusia di zaman ini,”ujar Kamilus.

Mengutip Yesaya 43:5, tema ini, kata Kamilus merefleksikan bahwa Tuhan Allah tidak pernah meninggalkan manusia. “Kita berharap, dengan gerak bersama yang dimotori Bapa Suci, Gereja Katolik di seluruh dunia bangkit bersama menghayati, menghidupkan dan menyampaikan harapan dan kepercayaan kepada siapa saja. Kita sambut ajakan Bapa Suci dengan mengimani betapa Allah tidak pernah berhenti menjadi Bapa untuk semua orang di dalam segala situasi,”ujar Kamilus.

Karena itu, di tengah mondar-mandirnya kabar buruk seperti perang, ujaran kebencian dan fitnah serta kabar bohong (hoax) yang membuat suasana resah, Paus mengajak kita semua tetap percaya bahwa Allah menyertai kita semua.

Kearifan dan budaya lokal termasuk di dalamnya budaya bertutur, kata RD Teguh Budiarto sebagai warisan nilai-nilai luhur nenek moyang dibangkitkan kembali agar memberi harapan dan suka cita bagi kita semua di tengah hiruk pikuk dunia masa kini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here