Pelita Hati 13.06.2017: Garam Dunia

0
859 views
Courtesy of jirehmissions

Bacaan Matius 5:13-16

KAMU adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Tuhan mengambil garam untuk menggambarkan kemuridan dan kekristenan kita, tentu bukan tanpa maksud. Garam membuat cita rasa makanan menjadi lezat, tentu saja dalam takaran yang sedikit atau sesuai. Syaratnya memang harus asin. Jika pendapat umum mengatakan bahwa yang sedikit atau kecil itu lemah dan tak berdaya serta tidak bisa berbuat apa-apa, kini kita diajak untuk membuktikan bahwa hidup kita dapat berdayaguna dan bercitarasa bagi sesama. Syaratnya kita harus ‘asin’ alias memiliki mutu hidup kristiani yang dapat dipertanggungjawabkan.
Mari kita menampilkan diri sebagai ‘garam’ yang tetap asin dan bisa mengasini sesama dan lingkungan,  melalui perbuatan baik kita.
Di Bali Tanjung Benoa,
Raja ampat di Papua Barat.
Menjadi garam dan terang dunia,
selalu semangat di setiap saat.
dari Papua dengan cinta
dari Papua dengan cinta — rm.is

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here