“Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.” (Kis 20, 22-23)
BEBERAPA waktu lalu saya naik Purwajaya menuju Wisma Samadi, Klender. Dalam beberapa hari itu saya ikut pertemuan para Vikjen, dan juga pertemuan para uskup regio Jawa. Agenda acaranya sudah disusun dengan jelas dan juga para petugasnya. Saya sudah mendapat gambaran tentang apa yang akan terjadi dan apa yang harus saya lakukan.
Orang sering pergi dari satu tempat ke tempat lain. Mereka sering sudah mempunyai gambaran, apa yang akan terjadi di tempat itu dan juga apa yang harus mereka lakukan. Mereka sudah mempunyai gambaran tentang apa yang akan terjadi atas dirinya. Banyak orang pergi dengan rasa mantap karena tahu apa yang akan terjadi atas dirinya atau apa yang harus dilakukan.
Ada juga orang yang merasa ragu dan takut untuk pergi karena tidak mempunyai gambaran jelas tentang tempat yang dituju dan apa yang akan terjadi.
Paulus tidak tahu apa yang akan terjadi atas dirinya, namun dia tetap pergi ke Jerusalem, sebagai tawanan Roh. Diri dan hidupnya dikuasai oleh Roh Kudus; Roh itulah yang mengarahkan, menuntun dan menguatkan dia dalam sengsara dan penderitaan. Maka Paulus tetap mantap dan tidak takut pergi, sekalipun penjara dan sengsara sudah menanti. Dalam situasi gelap dan tidak jelas akan apa yang akan terjadi atas dirinya, Paulus hanya berserah pada bimbingan Roh.
Pernahkah saya mengalami hal ini: tidak tahu tentang apa yang bakal terjadi atas diriku? Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)