MESIR berduka cita, setelah 23 orang dipastikan tewas dalam bentrok antara petugas keamanan dengan para demonstran pendukung kelompok Katolik Koptik Mesir belum lama ini. Tak kurang, PM Mesir Essam Sharaf sampai berujar, “Kalau begini, kita benar-benar mundur ke belakang.”
Bentrokan berdarah hingga merenggut belasan orang tewas itu di Ibukota Kairo tentu saja tidak dikehendaki, kalau sebelumnya tidak terjadi insiden yang tidak perlu. Sepekan setelah sebuah bangunan Gereja Katolik Koptik Mesir di bagian selatan Negeri Piramida ini terbakar.
Protes massal itu terjadi di Kairo, ketika ratusan pendemo menuntut jaminan tersedianya persamaan hak antara minoritas Katolik Koptik dengan mayoritas penduduk beragama lain di Mesir.
Tidak penting menarik garis jelas, pihak mana yang menjadi korban dalam bentrokan berdarah itu. Yang pasti, tak kurang dari 17 warga sipil dilaporkan tewas, termasuk 12 anggota pasukan keamanan Mesir sebagaimana dilaporkan juru bicara militer Mesir Letkol Amr Imam.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Mesir Adel Al Dawi memberi angka berbeda. Menurut dia, yang pasti tewas sebanyak 23 orang dan 180 lainnya mengalami luka-luka serius.
Dari 80 juta jumlah penduduk Mesir, ada sedikitnya 9% warga Katolik Koptik. Mereka ini adalah kelompok jemaat kristiani yang tumbuh berkembang di Mesir sejak Penginjil Santo Markus mengenalkan ajaran kristiani di Mesir. Pusat kelompok Katolik Koptik Mesir ada di kota Alexandria.
Sumber: CNN, BBC