Bacaan: Kel 20:1-17; Mzm 19:8-11; Mat 13:16-23.
Renungan
DI Gunung Sinai Musa menerima 10 perintah Allah (decalog). Perintah-perintah dasar yang menyangkut relasi dengan Allah (3 perintah) dan hidup bersama keluarga besar Israel (7 perintah). Delapan perintah “negatif” dengan kata “jangan” dan dua peritah “positif” Semua perintah Allah, terutama yang diawali dengan kata “jangan” ini bertujuan memberikan standar minimal untuk mengungkapkan bakti kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.
Perintah atau aturan, walaupun mungkin kesannya negatif, tetaplah penting dalam hidup berkeluarga. Tanpa aturan, maka setiap pribadi, akan menjadi pembuat aturan sendiri dan rentan konflik. Aturan-aturan itu dapat dibuat oleh orang tua dan juga disepakati oleh keluarga. Aturan ada untuk seluruh keluarga, tanpa kecuali. Aturan dalam keluarga ini penting untuk membangun kebiasaan hidup keluarga.
Aturan kebiasaan hidup keluarga itu tidak boleh hanya mengatur hubungan keluarga, tetapi harus juga menyangkut relasi seluruh anggota keluarga dengan Allah. Iman justru diwariskan melalui aturan bersama yang kemudian menjadi habitus iman keluarga.
Namun ada catatan penting yang perlu kita cermati. Kita sebagai orang tua tidak jarang dituduh sebagai “otoriter” dan “memaksakan kehendak” terutama karena kita menempatkan diri kita di atas aturan yang kita buat dan kita tidak konsisten. Kita sebagai orang tua adalah pribadi yang harus ada di garis depan aturan-aturan keluarga yang kita buat bersama.
Kontemplasi
Gambarkan apa pentingnya Allah memberikan 10 perintah kepada bangsa Israel.
Refleksi
Apakah di dalam keluargaku ada pedoman hidup yang jelas?
Doa
Ya Bapa, semoga melalu pedoman hidup dalam keluarga, aku semakin bertumbuh dalam kasih kepadaMu dan kepada seluruh anggota keluargaku. Amin.
Perutusan
Aku membahasakan ulang 10 perintah Allah menjadi decalog keluargaku (Morist MSF)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)