Sidang IBSI 2017 di Laverna – Lampung: Para Perempuan Hebat di KS dan di Banyak Tarekat Religius Seluruh Indonesia

0
858 views
Para suster peserta Sidang IBSI 2017 di Laverna Lampung.

SEPANJANG hari-hari ini, para suster biarawati pemimpin semua tarekat religius dari seluruh Indonesia  telah datang dan saling bertemu muka untuk melakukan pertemuan formal sebagai anggota IBSI (Ikatan Biarawati Seluruh Indonesia). Kali ini, pertemuan IBSI berlangsung di Rumah Retret Laverna, Padangbulan,  Pringsewu, Lampung.

Para suster biarawati pemimpin ordo, kongregasi dan aneka tarekat religius itu datang dari segala penjuru; dari Sabang sampai Merauke. Mereka menyandang status sebagai Pemimpin Umum, Provinsial, atau anggota Dewan Provinsi dan masih banyak lagi istilah lain.

Eksis sejak tahun 1956

Sekedar diketahui, Ikatan Biarawati Seluruh Indonesia  (IBSI) resmi berdiri sejak  tahun 1956. Keberadaan IBSI terjadi sebagai hasil kongres pertama  para provinsial seluruh Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Kota Bandung dan berlangsung mulai tanggal 18-24 Februari 1956.

Dalam kongres pertama itu duduk sebagai Ketua adalah Mgr D. Enrici, sementara sebagai  internuncius ditunjuklah Mgr. Arnts OSC, Uskup Keuskupan Bandung saat itu.

Dalam kata sambutan ditegaskan bahwa perlu muncul forum kongres yang lebih teratur agar kehidupan para biarawati ini bisa dijaga tetap sesuai dengan situasi zaman. Saat itu pula, para peserta kongres sepakat dan menjadikan semangat tersebut sebagai komitmen bersama.

Forum kongres disepakati sebagai sarana untuk saling  berkomunikasi dan menjalin kerjasama, merengkuh iklim persaudaraan sejati antara semua ordo, kongregasi –pokoknya semua tarekat religius  biarawati di seluruh Indonesia. Forum yang lebih teratur pertemuannya ini dibentuk agar mencapai tujuan bersama yakni semakin mampu menghayati  nasihat Injili dan mencapai karya kerasulan dan pelayanan  yang lebih efisien dengan tetap menghormati semangat spiritualitas masing-masing ordo, kongregasi masing- masing.

Para suster pemimpin tarekat religius ketika mengikuti program outing dalam sebuah sesi di pertemuan KOPTARI di Lampung.

Pengurus pertama IBSI

Sebagai anggota pengurus pertama IBSI maka ditunjuklah Sr. Redempta Dencher OSU, Sr. Theophile OSF, Sr. Ancilla van Zutphen JMJ, Sr. Catharinia Liedmeier CB,  dan Sr.Winfrieda SSpS.  Dalam perkembangan selanjutnya, IBSI yang masih tetap eksis hingga sekarang akhirnya menjadi anggota KONGGAR (1969-1978 ),  berubah menjadi MASRI (1978-1987 ) dan akhirnya sampai sekarang menjadi bagian KOPTARI mulai tahun 1987.

Seiring dengan pertemuan IBSI dan berakhirnya masa bakti jajaran pengurus periode  2014-2017, maka IBSI bisa terlaksana berbarengan dengan berakhirnya pertemuan KOPTARI.

Rumah Retret Laverna Lampung

Untuk keperluan pertemuan ini, panitia pelaksana telah memilih Rumah Retret Laverna  di Padangbulan, Lampung. Ini adalah kawasan sebuah desa bertekstur lahan berbukit dengan pohon nan asri, sederhana yang sehari-hari dikelola oleh para Suster FSGM. Lokasinya tidak jauh dari Gua Maria Padangbulan yang juga sangat asri. Kawasan ini diberkati pada bulan Mei 1985 oleh alm. Mgr. Andreas Henrisoesanto SCJ.

Menghayati ke-Indonesia-an yang majemuk

Pada tanggal 28-31 Agustus  2017, jajaran pengurus lama  IBSI  mengundang para suster biarawati pemimpin ordo, kongregasi untuk mengadakan sidang IBSI di Rumah Retret Laverna Padangbulan Pringsewu, sebelum berlangsung sidang KOPTARI  yang juga diselenggarakan di tempat yang sama.

Kali ini, tema bahasan pertemuan IBSI mengambil pokok tentang “Merajut Solidaritas Global demi Kehidupan dan Keutuhan Bangsa dan Negara Indonesia.”

Tema ini rupanya senada dengan fokus perhatian KOPTARI yang mengadopsi tema  “Kaum Religius Menghadapi Kegembiraan Injili di tengah Bangsa Indonesia yang Majemuk, Beragam, Bhinneka, dan Bermartabat.”

Sebuah theme song bertitel Sukacita Injili Merawat Bhinneka Tunggal Ika telah diciptakan dan kemudian dinyanyikan oleh para suster FSGM.  Mereka menyanyikan theme song ini bersama sejumlah guru dan murid.

Lagu itu sangat bagus dimainkan dalam pentas nyanyi bersama sebagai paduan suara mengiringi pembukaan Sidang KOPTARI.

Baca juga:   Album Pertemuan KOPTARI di Lampung

Proses sidang dan pertemuan IBSI itu sendiri berlangsung dengan sangat baik dan lancar. Dimulai dengan acara perkenalanan umum, karena banyak suster pemimpin ordo, kongregasi atau tarekat religius merupakan ‘wajah-wajah baru’.

Para perempuan hebat

Pembukaan sidang didapuk oleh Romo Paulus Suparno SJ, dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang juga bertindak sebagai salah satu narasumber.

Pastor Jesuit asal Desa Mawen – Paroki Wedi di Klaten ini membahas tema besar tentang semangat solidaritas kaum perempuan dalam Kitab Suci terutama di Perjanjian Lama. Maka di situ, kata Romo Paul, ada sejumlah nama perempuan yakni Eva, Ribka, Rahab, Debora, Ruth, Ester dll.

Juga disinggung oleh Romo Paul Suparno tentang tema yang sama di Perjanjian Baru sebagaimana kemudian memunculkan nama-nama sepert Maria Ibu Yesus, Elisabeth, Nabi Hanna  Maria dan Marta, serta sejumlah perempuan yang mengikuti perjalanan Yesus ke Golgota.

Selanjutnya, kami para suster lalu diajak berefleksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengindentifikasi kelemahan apa yang ditemukan sebagai pelaku hidup bhakti di zaman serba modern seperti sekarang ini. Kalau sudah ditemukan, lalu  apa yang dapat diteladani dari ‘para perempuan hebat’ dalam sejarah iman di KS itu untuk bisa dilakoni dalam proses mengikuti  Tuhan sebagai seorang suster biarawati di zaman ini.

Sidang pleno selanjutnya adalah forum mencermati laporan Badan Pengurus dan kemudian evaluasi bersama.  Kepada Badan Pengurus Baru hasil ‘pemilu lokal’ akan diusulkan beberapa hal.

Beberapa sesi diagendakan sebagai forum pengendapan sekaligus forum informal untuk saling membina keakraban satu sama lain.

Hari terakhir sidang berhasil memutuskan terbentuknya Pengurus IBSI baru masa bakti periode 2017-2020 dan terpilihlah suster novelis  Sr. Maria Monika  Ekawati SND dan jajarannya.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here