ORANG Samaria yang dikisahkan pada bacaan hari ini, tanpa banyak pertimbangan dan pemikiran, melakukan tindakan kasih kepada kurban perampokan, seorang bangsa Yahudi yang selama ini memusuhi bangsanya. Belas kasih yang menggerakkan hatinya, mengatasi jurang perbedaan yang ada.
Bertolak belakang dengan seorang imam dan seorang Lewi yang tahu akan hukum Taurat, tapi malah memilih untuk menghindar dan tidak memberikan pertolongan karena mereka lebih mengutamakan hukum agama daripada hukum kasih.
Lewat kisah ini, kita diajak untuk membongkar tembok-tembok pemisah yang menjadi penghalang bagi kita untuk menebarkan kasih. Sadari bahwa sesama manusia bukan hanya terbatas pada anggota keluarga atau teman yang memiliki kesamaan dalam suku, agama, latar belakang, status sosial; melainkan setiap orang yang kita jumpai di sepanjang hidup kita, termasuk musuh kita sekalipun.
Yesus menghendaki agar kita menjadi pelaksana hukum kasihNya. Karena yang bernilai bagiNya bukan seberapa banyak kita hafal akan firmanNya tapi seberapa jauh kita menerapkan firmanNya dalam keseharian hidup kita.
Mari laksanakan perintahNya untuk mengasihi setiap manusia dengan tulus dan tanpa membeda-bedakan. Semoga kesetiaan kita dalam menerapkan kasih sejati, membuat kita layak untuk memperoleh keselamatan abadi.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)