BIJI itu tumbuh dan menjadi pohon
dan burung-burung bersarang pada cabangnya.
Mulanya hanya ada sebuah biji.
Kecil sekali, dan tampak biasa saja.
Tetapi, pada suatu hari
ia ditaburkan, lalu tumbuh berkembang.
Tiga puluh tahun ia tumbuh…
dan baru sesudahnya tampak ‘ekstra’nya.
Sebab orang berkumpul di sekelilingnya,
menganggapnya sahabat,
terutama mereka yang susah dan malang.
Para musuhnya tidak tahan melihatnya.
Mereka menghina dan menyerangnya,
lalu membuatnya tidak berdaya.
Mereka melukainya, bahkan memakunya,
ya, mereka menyalibkannya.
Mereka yang memakunya tak pernah menduga
bahwa pohon itu adalah Pohon Kehidupan,
Sang Guru sendiri.
Hingga sekarang cabang pohon itu
dihinggapi orang yang datang dari mana-mana.
©SL, 25 Okt 2011