KABAR bungah terjadi di Kedutaan Besar Tahta Suci Vatikan di kawasan Gambir – Jakarta Pusat sepanjang hari Selasa petang hari ini tanggal 14 November 2017. Telah tiba di Jakarta petang hari ini Dubes Tahta Suci Vatikan untuk RI Mgr. Piero Pioppo.
Laporan Dokpen KWI sebagaimana muncul di halaman situs resmi mereka di www.dokpenkwi.org menyebutkan, kedatangan Mgr. Piero Pioppo di Jakarta dijemput oleh pejabat teras KWI yakni Sekjen KWI Mgr. Anton Bunjamin Subianto OSC dan Sekretaris Eksekutif KWI Romo Siprianus Hormat. Keduanya pernah belajar di Italia dan besar kemungkinan ketika bertemu muka dengan Mgr. Piero Pioppo, mereka berbicara dalam bahasa Italia.
Sesampai mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Mgr. Piero Pioppo langsung ‘diboyong’ masuk ke kompleks Nunciatura – Kedubes Vatikan untuk RI di Jakarta yang mana juga menjadi tempat residensialnya. Di sini sudah berkumpul segenap uskup dari 37 Keuskupan di Indonesia plus Kardinal Julius Darmaatmadja SJ dan beberapa Uskup Emeritus.
Dalam sebuah frame gambar menunjukkan Dubes Vatikan untuk RI Mgr. Piero Pioppo mencium tangan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ sebagai tanda hormat kepada ‘senior’.
Sebelum mengemban tugas baru sebagai Nuntius Tahta Suci untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo bertugas sebagai Dubes Vatikan untuk Kamerun dan Guinea Equatoriale.
Baca juga: Mgr. Piero Pioppo dari Savona – Italia, Dubes Vatikan yang Baru untuk Indonesia
Ia ditunjuk Paus Fransiskus pada hari Jumat tanggal 8 September 2017 menjadi Nuntius – Dubes Tahta Suci Vatikan untuk Republik Indonesia menggantikan pejabat lama yakni Mgr. Antonio Guido Filippazi. Pejabat lama telah meninggalkan Indonesia sejak Juli 2017 lalu untuk menerima tugas barunya sebagai Nuntius di sebuah negara di Afrika.
Monsinyur Pioppo yang ramah ini lahir di kota Savona – Italia tanggal 29 September 1960.
Ia menerima menerima tahbisan imamatnya pada 29 Juni 1985 dan memperoleh gelar sarjana teologi dogmatik.
Mgr. Piero Pioppo sangat lancar berbahasa asing: Spanyol, Inggris, Perancis, selain tentu saja bahasa ibu Italia.
Ia bergabung masuk di jajaran diplomatik Vatikan sejak tahun 1993 dan tahun-tahun berikutnya ia pernah dikaryakan di Korea Selatan dan Chile.
Jadi ingat seorang pastor di Indonesia yg tempo lalu menolak cium tangan atau tepatnya cincin seorang uskup. Lihatlah dan contohlah Mgr. Piero Pioppo ini yg dg rendah hati mau mencium tangan Kardinal Julius Darmaatmatmadja SJ sebagai tanda hormat. Contoh nyata kerendahan hati seorang pilihan Tuhan.
Ya, benar. Saya setuju. Saya sedih melihatnya seorang Uskup yang menegur seorang Pastor gara2 tidak mencium tangan Uskupnya. Contoh yang sangat memalukan dan tidak boleh terulang lagi. Seorang Uskup seharusnya rendah Hati dan memaklumi apabila seorang Pastor lupa atau tidak mencium tangan Uskupnya.