Stasi Banjur Karab – Paroki Simpang Dua, Ketapang: Baksos dan Aksi Panggilan KEFFRAP

0
455 views
Tim KEFFRAP

KEGIATAN Baksos dan Aksi panggilan Keluarga Fransiskan Fransiskanes Pontianak (KEFFRAP) kembali dimulai. Memasuki tahun 2017, KEFFRAP mulai mencari lokasi yang akan ditetapkan sebagai daerah yang cukup relevan untuk dilayani oleh para Fransiskan dan Fransiskanes.

Melirik tahun sebelumnya, KEFFRAP akhirnya  melaksanakan kegiatan bakti sosial dan aksi panggilan ke beberapa daerah di antaranya Jagoi Babang, Jelimpo, Raba, dan Banying yang berada di wilayah Keuskupan Agung Pontianak.

Pembinaan Pendamping PIA

Paroki Simpang Dua – Keuskupan Ketapang

Tahun ini KEFFRAP mencoba bertolak lebih dalam (duc in altum) yaitu  menuju wilayah di luar Keuskupan Agung Pontianak. Maka dari itu, kunjungan bakti sosial selanjutnya diadakan di Desa Mekar Raya, Stasi Banjur Karab,  Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang.

Dengan kata lain, daerah yang tersentuh oleh KEFFRAP kali  ini adalah wilayah Keuskupan Ketapang. Tepatnya Paroki Simpang Dua.

Kunjungan ke keluarga.

 

Sejak bulan Juli 2017 lalu, KEFFRAP telah mengumpulkan para saudara-saudari yang terdiri dari ordo, tarekat, kongregasi Fransiskan yang berdomisili di Kota Pontianak untuk melaksanakan baksos dan aksi panggilan KEFFRAP tahun 2017 ini. Bukan alasan yang muluk-muluk kenapa Desa Banjur Karab dipilih sebagai alternatif utama dalam baksos kali ini.

  • Desa Banjur Karab merupakan daerah dengan potensi alam yang masih sangat tinggi serta belum tersentuh oleh perusahaan sawit sehingga ekosistem alam dan sumber mata air masih sangat tersedia.
  • Karena kekayaan alam yang masih sangat melimpah serta tingkat kesuburan tanah yang sangat subur, hal itu telah menjadikan Desa Banjur Karab sebagai daerah yang memiliki potensi swasembada pangan yang dapat dikembangkan.
  • Daerah ini berpenduduk mayoritas Katolik. Meski demikian, Banjur Karab memiliki berbagai macam persoalan masyarakat yang perlu diatasi sebagai solusi untuk kemajuan daerah tersebut.
Pembinaan paduan suara bersama P. Herman Mayong, OFMCap

Beberapa tantangan

Salah satunya adalah rawan peredaran narkoba. Konsumsi narkoba tidak hanya merambahkalangan dewasa,  tetapi juga anak-anak dan remaja. Sekalipun mayoritas  Katolik, hal itu tidak menjamin bahwa seluruh umat juga akan melaksanakan kewajiban ibadahnya dengan teratur.

Tidak sedikit umat pria memilih berada di rumah daripada pergi ke gereja. Pemandangan yang dapat dilihat di gereja adalah lebih aktifnya ibu-ibu dibandingkan bapak-bapak dalam berbagai kegiatan gereja.

Selanjutnya, masalah kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa agar senantiasa mencegah penyakit menular sebelum menjadi wabah penyakit.

Pengobatan medis oleh Tim Kesehatan RS Santo Antonius Pontianak.

Menggandeng pihak lain

Untuk menggelar kegiata baksos ini, KEFFRAP memutuskan mencari tim spesialis untuk  melaksanakan program penyuluhan narkoba. KEFFRAP akhirnya menjalin kerjasama dengan Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalbar dan staf kesehatan Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak.

Ikut bergabung dalam kegiatan ini adalah sejumlah pastor, bruder, suster serta kelompok awam Fransiskan. Mereka aktif  dalam berbagai bentuk sosialisasi di antaranya pendampingan PIA, kreativitas mengolah makanan, paparan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, latihan kor dan lagu liturgi, kesehatan keluarga, membuat rosario, penyuluhan pendamping PIA, dekorasi altar serta rekoleksi bagi kaum muda.

Implementasi kegiatan

Siang hari tepatnya pada hari Rabu (20/09/2017) tim KEFFRAP berkumpul di titik pertemuan tepatnya di Susteran SFIC di AR Hakim Pontianak. Sebelumnya, logistik dan barang-barang yang akan disumbangkan telah dikondisikan sudah harus berada di lokasi tersebut.

Selanjutnya, ketika pada hari keberangkatan para saudara-saudari sudah bersiap dengan perlengkapan masing-masing tanpa harus memikirkan bagaimana barang-barang tersebut akan diangkut. Sehingga semua barang-barang logistik dan donasi sudah di-packing dengan rapi sehari sebelum hari keberangkatan.

Transportasi yang digunakan oleh tim KEFFRAP terdiri dari minibus, ambulance dari RSSA, mobil L-300, dan empat unit mobil penumpang lainnya.

Selama dalam perjalanan, para saudara-saudari saling memperhatikan jarak antara kendaraan satu dengan yang lain. Jika terdapat kendaraan yang tertinggal, maka kendaraan di depannya akan berhenti untuk menunggu sehingga dapat tetap bersama.

Untuk makan siang, tim singgah di rumah makan yang berada di tepi jalan.

Singkat cerita, perjalanan yang memakan waktu sekitar delapan jam telah berhasil ditaklukkan mengingat medan jalanan yang cukup baik untuk transportasi kendaraan roda empat. Ketika sampai di persimpangan yang menunjukkan plang nama Simpang Dua yang terbentang menuju kanan jalan, tim segera bergegas masuk meskipun kondisi jalan sudah memasuki tanah merah.

Disambut tarian dan musik gong

Setibanya di Desa Mekar Raya –tepatnya di Stasi Banjur Karab– para saudara disuguhkan oleh tari-tarian yang dibawakan oleh umat setempat dengan pakaian adat khas Simpang Dua. Tak hanya itu, musik gong khas Dayak Simpang Dua juga mengiringi para saudara-saudari ketika memasuki gedung aula serba guna yang dipakai sebagai tempat menyambut rombongan Keluarga Fransiskan Fransiskanes Pontianak (KEFFRAP).

Sebagai tarian adat menyambut tamu, tim disuguhi pula segelas tuak sebagai tanda keramahan dalam menerima tamu ke wilayah mereka. Tim KEFFRAP dan umat telah berada di dalam gedung aula serba guna, selanjutnya baik kedua belah pihak saling menyapa dan memperkenalkan diri.

Tidak beberapa lama, umat mengajak saudara-saudari makan malam yang telah dipersiapkan di Kantor Balai Desa yang tidak jauh dari aula serba guna.

Tiga hari

Hari pertama berlalu, para tim disebar ke rumah umat untuk melepas lelah serta mempersiapkan tenaga untuk kegiatan esok harinya.

Pembinaan cara hidup Sshat bersama Sr. Marselina SFIC

Kegiatan Baksos Keluarga Fransiskan Fransiskanes Pontianak tersebut berlangsung selama tiga hari. Kegiatan dikategorikan ke dalam tiga jenis yaitu kegiatan untuk anak-anak, remaja atau Orang Muda dan orang tua baik pria dan wanita.

Pada hari pertama diagendakan kegiatan penyuluhan pertanian, penyuluhan anti narkoba (Kristina Marbun-Reserse Kriminal Narkotika Polda Kota Pontianak) dan penyakit yang diakibatkan penggunaan narkoba, pendampingan anak-anak PIA, latihan paduan suara, PHBS oleh tim kesehatan dan kunjungan keluarga.

Malam harinya, para Keluarga Fransiskan Fransiskanes Pontianak memperkenalkan tarekat-tarekat kepada masyarakat Banjur Karab diselingi acara ramah tamah oleh para saudara-saudara.

Kegiatan pertanian yang telah dijadwalkan agak tertunda oleh karena kondisi desa yang sedang menghadapi masa bercocok tanam, sehingga masyarakat yang rata-rata adalah petani harus menuju ke ladang untuk membakar lahan bersama-sama.

Pada hari kedua, kegiatan yang diagendakan antara lain rekoleksi OMK, latihan kreativitas untuk para ibu (membuat kue, menganyam, dan latihan masak memasak), pelatihan pendamping PIA, olahraga bersama dan dilanjutkan kembali kunjungan keluarga.

Pembinaan pendamping PIA.

Pada malam hari kedua ini juga diadakan kegiatan nonton bersama yang diikuti sebagian besar orang-orang muda. Pada hari ketiga,  difokuskan kepada pelatihan pemimpin ibadat yang dibawakan oleh P. Herman Mayong OFMCap.

Beberapa kegiatan lanjutan di hari sebelumnya seperti pendampingan PIA untuk anak sekolah dasar, penyuluhan narkoba lanjutan di gedung SMP diikuti oleh para guru dan siswa (dengan narasumbernya adalah P. Taddeus Asai OFMCap) dkk.

Kegiatan pertanian yang dibimbing oleh Saudara Irenius Gedo Gama OFS pada akhirnya dilaksanakan pada sore hari di hari ketiga dan diikuti oleh sejumah petani yang turut antusias mengikuti proses pembuatan pupuk organik dan teknik pertanian modern.

Secara keseluruhan, aktivitas baksos dan aksi panggilan KEFFRAP dari awal hingga akhir (20-24/09/2017) berjalan dengan baik. Masyarakat desa Mekar Raya menyambut setiap kegiatan dengan antusias, terbukti dari jumlah peserta yang mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan mulai dari anak-anak, remaja hingga orangtua.

Pembinaan cara dekorasi altar oleh Br. Agus MTB

Dalam selang waktu renggang, para saudari-saudara KEFFRAP menyempatkan waktu mengunjungi air terjur dan berziarah di gua Maria setempat. Kekayaan alam yang masih sangat murni, melimpah, air yang bersih dan aman dari ekspoitasi perusahaan tambang dan perkebunan sawit mengisyaratkan bahwa kegiatan-kegiatan yang KEFFRAP laksanakan tersebut sangat relevan.

Pecinta lingkungan hidup

Santo Fransiskus Assisi sendiri sebagai Bapa Ekologi yang cinta akan alam dan makhluk hidup mengajarkan para saudari-saudara untuk menjaga kelestarian alam dengan memanfaatkan kekayaan alam tersebut untuk kehidupan manusia hingga generasi penerus. Dengan keikutsertaan berbagai pihak antara lain kepolisian diharapkan dapat memberantas sarang-sarang pengedaran narkoba di kalangan generasi muda yang berada di desa Mekar Raya, Simpang Dua.

Selain itu, beberapa staf kesehatan dari Rumah Sakit Santo Antonius yang diutus dapat memberi penanganan medis kepada masyarakat dan pengobatan secara kontinyu usai kegiatan baksos dan aksi panggilan rampung.

Kegiatan kemanusiaan ini tidak terlepas atau terhenti pada saat kegiatan berakhir tetapi akan tetap berlanjut hingga seterusnya.

Pembinaan anak-anak PIA oleh Sr. Maria Olympia KFS dan Tim

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here