“Dari Rusia, Aku Memanggilmu”: Jejak Jesuit di Pantai Reo, Manggarai – Flores (3)

0
1,971 views
Gereja tua Torong Besi di pinggiran Pantai Reo, Manggarai, Flores, NTT. (Courtesy of Flores.co)

Dari Rusia ke Amerika,  Akhirnya ke Seluruh Dunia

SETELAH mereka berkumpul dan berkarya di Rusia. Mereka membangun lagi komunitas-komunitas serta mengangkat seorang pemimpin. Informasi-informasi karya Yesuit di Rusia terdengar oleh sesama mereka di Amerika Serikat. Walaupun mereka yang berada di Amerika Serikat menjadi anggota komunitas setempat, tetapi rasa persaudaraan yang dalam membuat mereka mencari tahu kebenaran informasi itu dengan mencari berbagai sumber.

Informasi yang valid dari berbagai sumber itu maka mereka saling surat menyurat serta meminta sebagian imam Yesuit Rusia bekerja dan berkarya di Amerika Serikat.

Pada masa itu terjadi pergantian pucuk pimpinan Gereja Katolik di Roma. Mendengar kabar itu maka, petinggi ordo itu menyurati pemimpin baru sambil memberikan telaah-telaah dan kisah tentang perjalanan ordo itu.

Baca juga:

“Dari Rusia, Aku Memanggilmu”: Penguasa Perempuan di Rusia (2)

 

Roh Kudus berkarya dalam diri pemimpin baru Gereja Katolik di Roma dan membuka mata hatinya dengan melihat dan mendapatkan informasi yang akurat terkait karya-karya ordo itu yang berantakkan dan terjual habis di seluruh Eropa. Selanjutnya atas kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam dirinya membuat Ia mengambil keputusan dan memulihkan kembali ordo itu demi karya-karya kemanusiaan dan karya-karya penyelamatan umat manusia.

Maka gelap menjadi terang dan tersebar ke seluruh dunia. Terang dan kuasa Roh Kudus ada pada pemimpin Gereja Katolik di Roma.

Reo di Manggarai: Tempat pertama Yesuit berkarya

Sebelumnya Vikaris Apostolik Batavia, Mgr. Walterus Staal SJ,  mengunjungi Flores, Adonara, Lomblem, Solor, Sumba dan Timor. Ini terjadi pada tahun 1895. Sejak itu,  mulai berdatangan imam-imam Yesuit berkarya di Pulau Flores hingga sampai di pelosok-pelosok.

Mewartakan dan menyelamatkan serta menolong jiwa-jiwa manusia yang tersebar di pelosok-pelosok dunia digapai oleh imam-imam Yesuit.

Baca juga:

Buku “Spiritualitas Yesuit dalam Keseharian”, Arti SJ dan Militansi Jesuit (3)

Pelosok Reo, juga disebut pinggir Pantai Reo, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, seorang Yesuit berkarya dengan tulus dan rendah hati. Saat itu,  banyak perantau-perantau dari bagian Flores Timur menuju ke wilayah Flores Barat. Mereka adalah nelayan-nelayan yang mengais rezeki di perairan Flores Barat. Salah satunya adalah perairan Reo.

Gereja Torong Besi di bibir Pantai Reo, Manggarai, Flores, NTT. (Ist)

Perantau-perantau itu hidup dan tinggal di pinggir pantai di Reo. Jejak-jejak dari nelayan itu dipelajari seorang Yesuit, dan memutuskan untuk berlayar ke tempat itu. Seorang Yesuit itu menemukan orang-orang yang berada di pinggir Pantai Reo.

Saat berjumpa dan bertemu dengan mereka, seorang Yesuit itu mewartakan sabda Allah yang menggembirakan dan menyejukkan hati para pendengarnya. Tak lama setelah itu, imam Yesuit itu membaptis tiga orang anak di Pinggir Pantai Reo.

Baca juga:

Buku Apik James Martin SJ “Spiritualitas Yesuit dalam Keseharian”, Apa itu Spiritualitas? (1)

Pada 17 Mei 1912, Pastor Loojman SJ  membaptis tiga orang di Reo menjadi Katolik. Mulai saat itulah karya Roh Kudus berkembang melalui orang-orang pilihannya termasuk katekis lokal untuk mewartakan kabar baik tentang Sang Emmanuel. Di situlah titik awal orang-orang Katolik di seluruh Flores Barat, termasuk Manggarai Raya hingga usia 100 tahun lebih dari Keuskupan Ruteng.

Dari ordo Yesuit, karya mereka lalu  diserahkan kepada Ordo Serikat Sabda Allah untuk meneruskan karya-karya penyelamatan orang-orang yang belum mengenal Sang Emmanuel. Menolong jiwa-jiwa manusia menjadi visi karya pewartaan awal sampai selama-lamanya.

Barangkali ada kekurangan dari goresan ini. Namun,  goresan ini jadi tulisan panjang karena penulis terinspirasi  oleh beberapa buku bagus.  Yakni:

  • Buku Heroic Leadership karya Chris Lowney.
  • Buku Spiritualitas Yesuit dalam Keseharian karya James Martin SJ.
  • Juga buku Terlahir untuk Mengabdi, Kardinal Julius Darmaatmadja SJ ditulis L. Murbandono Hs dan Agustinus Surianto.
  • Buku Monsinyur Willekens  SJ ditulis oleh Paulus Widyawan Widhiasta. (Selesai)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here