Generasi Millenial: Melek Politik dan Komitmen Menjaga Pancasila (7)

0
573 views
Diskusi bertema "Komunikasi Generasi Millenial" bersama Dominique Nicky Fahrizal dari CSIS di Jakarta, Minggu (17/12/17) lalu. Acara ini dibesut oleh Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) KAJ. (Mathias Hariyadi)

SIAPA sangka bahwa anak-anak muda Generasi Millenial “Zaman Now” ini ternyata sangat melek politik? Sejak terjadi hingar-bingar kegaduhan politik sebelum dan paska Pilkada DKI Jakarta –dengan Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama sebagai tokoh yang ramai diperbincangkan— kesadaran politik Generasi Millenial itu seperti diasah oleh situasi.

Tak disangkal, demikian kata Andre Prodjo dan juga dibenarkan oleh Dominique Nicky Fahrizal dari CSIS Jakarta, bahwa Ahok itu sangat populer di mata anak-anak muda Generasi Millenial “Zaman Now”.

Beberapa hal yang menjadikan Ahok terkenal dan disukai oleh kelompok anak muda Generasi Millenial itu adalah sebagai berikut:

  • Omong apa adanya, lurus ucapannya dan tidak suka berbasa-basi (genuine), demikian kata Andre Prodjo di sesi pertama paparan diskusi terbatas “Komunikasi Generasi Millenial” yang dibesut Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) KAJ di Jakarta, Minggu (17.12/17) lalu.
  • Suka-suka hati dan sering mencuatkan fun.

http://www.sesawi.net/2017/12/21/anak-anak-muda-generasi-millenial-yang-melek-politik-6/

Mencermati fenomena kesadaran politik di kalangan anak-anak muda Generasi Millenial “Zaman Now”, Dominique Nicky Fahrizal dari CSIS Jakarta memberi catatan tambahan yang menarik.

Belum lama ini, kata Nicky, CSIS menggelar polling untuk melakukan survei tentang ‘alam pikir’ Generasi Millenial: Apakah mereka ini benar-benar ‘melek politik’ apa tidak?

Pemimpin masyarakat berbeda agama

Berbagai pertanyaan telah diajukan kepada mereka. Antara lain sebuah pertanyaaan guna mendapatkan gambaran umum tentang sikap politik Generasi Millenial terhadap sosok pemimpin masyarakat yang punya keyakinan agama yang berbeda.

Survei hasil polling CSIS  tentang “Orientasi Sosial, Ekonomi, dan Politik Generasi Millenial” itu dilaksanakan pada kurun waktu sepekan di akhir bulan Agustus 2017 lalu. Generasi Millenial ditandai dengan umur 17-29 tahun dan Generasi Non Millenial adalah mereka yang  berumur di atas 30 tahun.

Oke dan tidak oke Generasi Millenial merespon pemimpin masyarakat berdasarkan preferensi agama. (CSIS)

Hasilnya survei atas polling nasional itu menunjukkan paparan sebagai berikut:

  • Pendapat yang menyatakan “oke, tak masalah, bisa” disampaikan oleh Generasi Millenial sebanyak 38,8 % dan  Generasi Non Millenial sebanyak 39,4 %.
  • Pendapat yang menyatakan “tidak mau, tidak bisa” disampaikan oleh Generasi Millenial sebesar 53,7 %  dan oleh Generasi Non Millenial sebanyak 58,1%.

Paparan kedua itu mengartikan apa?

Menurut Nicky, ada dua hal yang harus dicermati sekarang yakni:

  • Anak-anak muda Generasi Millenial itu tidak buta politik. Mereka tahu ada banyak kehebohan politik sepanjang sebelum dan sesudah Pilkada DKI. Kalau ditanya, mereka akan menjawab punya preferensi politik yang mereka anut.
  • Adanya kesadaran politik atas kriteria calon pemimpin masyarakat berdasarkan politik identitas yakni agama.

Sikap terhadap Pancasila

Dalam polling itu, survei CSIS juga melemparkan pertanyaan tentang sikap politik Generasi Millenial terhadap Dasar Negara Republik Indonesia: Pancasila.

Kepada Mereka, survei itu melempar pertanyaaan kurang lebih seperti ini. Bagaimana mereka akan bersikap secara politik, ketika muncul gagasan ingin mengganti Pancasila dengan paham atau ideologi lain?

Respon Generasi Millenial terhadap gagasan yang ingin mengganti Pancasila dengan paham atau ideologi lain. (CSIS Jakarta)

Atas pertanyaan penting itu, diperoleh gambaran sebagai berikut:

  • Sebanyak 9,5 % menyatakan setuju dan itu disuarakan oleh Generasi Millenial; sementara Generasi Non Millenial sebesar 11,8 % juga menyuarakan hal sama.
  • Suara tidak setuju disuarakan Generasi Millenial (90,5 %) dan sebanyak 84,5% Generasi Non Millenial.

Yang menjadi masalah, demikian catatan kritis Nicky, adalah hal ini.  Apakah ‘konten’ persepsi Generasi Millenial tentang Pancasila itu masih sama? Atau,  jangan-jangan malah sudah berbeda dari  konsep umum yang sudah dirumuskan dan diyakini oleh para pendiri bangsa ini ketika mereka berdeliberasi tentang Dasar Negara RI?

http://www.sesawi.net/2017/12/08/bingung-hadapi-generasi-now-millennial-jangan-sampai-terkena-enam-kutukan-4/

Tentang pertanyaan siapakah tokoh politik yang menurut mereka dikenal orang, mereka mengajukan jawaban seperti ini. Sesuai urutan dari atas adalah Jusuf Kalla, Jokowi,  dan Megawati. Sesudah ketiganya barulah Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Dari paparan seri kedua forum diskusi terbatas bertema “Komunikasi Generasi Millenial” yang dibesut FMKI KAJ di hari Minggu siang pekan lalu itu menjadi jelas bagi kita semua: Generasi Millenial itu memang tidak buta politik. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here